Momen Idulfitri 1443 Hijriah membawa angin segar bagi banyak pihak, terutama pengusaha hotel dan restoran. Sempat terdampak pembatasan saat pandemi, tahun ini mereka berusaha bangkit kembali.
Dwi Cahyono Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur menyebutkan okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel pada momen Lebaran 2022 mencapai 80 persen.
Dwi mengaku sempat heran. Seminggu menjelang lebaran arus mudik sudah mulai terlihat. Volume kendaraan mulai meningkat di berbagai ruas jalan antar kota. Namun, tingkat keterisian kamar hotel baru 40 persen. Kondisi itu mulai membaik dua hari menjelang Lebaran. Okupansi hotel di Jawa Timur meningkat sampai 80 persen.
“Kalau dulu itu, seminggu sebelum lebaran penuh orang-orang booking. Tapi kali ini baru H-2. Mungkin masyarakat khawatir ya kalau telanjur booking tapi kemudian ada peraturan dan tiba-tiba cancel,” kata Dwi kepada suarasurabaya.net, Jumat (6/5/2022).
Terutama hotel-hotel yang berada di sekitar destinasi wisata seperti Batu, Pasuruan, Banyuwangi, Malang, dan sebagainya. Sementara okupansi hotel di kota metropolitan seperti Surabaya lebih rendah. “Selisih 10 persen,” kata Dwi.
Dwi mengaku bersyukur, paling tidak pencapaian tahun ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dua tahun pandemi.
“Saya ingat betul waktu itu hari H Lebaran itu okupansinya cuma 37 persen. Mudiknya dilarang, destinasi wisatanya juga ditutup, kan, itu,” jelasnya.
Dwi Cahyono menjelaskan, dua hari setelah lebaran, Rabu (4/5/2022) okupansi hotel sudah kembali menurun. Dia berharap setelah arus balik, fenomena kegiatan halal bihalal yang menjadi tradisi setiap tahun masih terjadi di tahun ini.
“Dulu habis lebaran, pas kantor dan sekolah udah mulai masuk itu kan tradisinya halalbihalal di hotel, restoran. Semoga tahun ini ada lagi,” ujar Dwi.
Selain hotel, tingkat keterisian restoran di wilayah Jawa Timur juga mulai meningkat bahkan cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan capaian hotel. Terutama pada dua hari menjelang lebaran naik menjadi 90 persen.
“Dulu itu pandemi, dibatasi makan 50 persen. Tahun ini Alhamdulillah banyak yang buka bersama di restoran, sudah ada kelonggaran. Tapi kita tetep memberlakukan pembatasan kapasitas maksimal 70 persen, sudah kita stop. Meski belum normal tapi sudah hampir mendekati,” tambahnya lagi. (lta/iss)