Para Porter Kereta Api Stasiun Surabaya Pasar Turi kompak siasati cara berbagi penghasilan, seiring kenaikan jumlah penumpang Kereta pada masa angkutan lebaran 2022.
Mujianto salah satu Porter di Stasiun Surabaya Pasar Turi mengatakan, jumlah penumpang kereta api selama masa angkutan lebaran 2022 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tercatat sebanyak 6.769 penumpang, berangkat dari Stasiun Surabaya Pasar Turi saat puncak arus mudik. Hal ini diakui berdampak pada kebutuhan Porter di stasiun kereta.
“Jumlah penumpang naik, otomatis peluang Porter untuk mencari penghasilan juga lebih besar. Apalagi orang mudik biasanya bawa lebih dari satu koper per orang nya. Itu kesempatan buat kami para porter,” Kata Mujianto pada suarasurabaya.net, Senin (2/5/2022).
Potensi kenaikan permintaan jasa Porter pada masa ini, menurut Komunitas Porter Stasiun Surabaya Pasar Turi, harus dikelola agar tetap tertib dan tidak sampai menimbulkan konflik.
“Ini kan masa permintaan tinggi, harus diatur biar nggak berebutan dan semua punya kesempatan,” kata Mujianto.
Hal ini dikarenakan masa posko angkutan lebaran Kereta Api terbatas hanya dari tanggal 22 April hingga 13 Mei 2022, sedangkan jumlah total seluruh porter di Stasiun Surabaya Pasar Turi berjumlah 129 orang.
“Rejeki harus dibagi-bagi. Maka diberlakukanlah sistem giliran. Dari 129 orang itu di bagi. Masing-masing dapat jatah tugas maksimal 2 hari di masa mudik ini,” papar Mujianto.
Mujianto menerangkan, ada yang dapat di periode tanggal 28 – 30 April, ada yang dapat di tanggal 30 April- 2 Mei dan seterusnya sampai tanggal 13 Mei 2022 mendatang.
“Pergantian shift atau giliran ini setiap jam 07.00 pagi,” imbuhnya.
Pada saat di Stasiun, 10 Porter yang bertugas pada hari itu akan duduk antri untuk menunggu mobil penumpang yang akan berhenti pada lobby Stasiun.
“Jadi tertib, tidak berebut. Karena kita sama-sama sadar giliran kita masing masing. Teman-teman hafal gilirannya setelah siapa dan sehabis siapa. Nanti waktu ada mobil datang, yang dapat giliran bisa mendekat untuk menawarkan bantuan. Kalo penumpangnya mau dibantu ya rejeki, kalau belum ya antri lagi. Terus begitu,” terang Mujianto.
Kenaikan permintaan jasa porter, lanjut dia, secara otomatis juga meningkatkan besaran pendapatan harian mereka.
“Kalau hari biasa mungkin dapat antara Rp50 Ribu sampai Rp100 Ribu dalam sehari. Kalo masa mudik gini bisa Rp150 Ribu sampai Rp200 Ribu. Kadang bisa lebih,” terangnya.
Variasi usia petugas porter di Stasiun Surabaya Pasar Turi ini mulai dari 19 tahun sampai 54 tahun. Rata-rata berasal dari luar kota Surabaya.
“Kami tinggal di mess. Rumah kosong milik kerabat komunitas, kami patungan bayar listriknya. Jadi kebersamaan buat kami nomor satu,” tandasnya.
Mujianto menyebut, setelah masa angkutan lebaran selesai, sistem giliran akan dihapus. Sebanyak 50 orang dari total 129 Porter yang aktif akan kembali diperbantukan di KA Logistik. Sementara sisanya melanjutkan tugas sebagai Porter di Stasiun Surabaya Gubeng. (tha/bil)