Siti Halimah Wakil Kepala SMP Negeri 23 Surabaya bidang Kesiswaan mengungkapkan upaya pihak sekolah mencari Valentino Tandjung, termasuk menceritakan keseharian Valen semasa hidup sebagai siswa.
Valentino Tandjung adalah siswa yang dilaporkan hilang selama satu bulan lebih dan ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di belakang sebuah mal di Jalan Kali Rungkut, Surabaya. Meski banyak kejanggalan yang dirasakan beberapa kerabat terdekat, hasil pemeriksaan tim dokter RSUD Dr Soetomo menyatakan tidak ada bekas kekerasan di tubuh almarhum.
“Ibu Valen baru menghubungi kami pada hari Minggu (6/3/2022). Kemudian kami tanya ke teman-temannya Valen. Mereka hanya tahu kalau Valen pulang sendirian jalan kaki,” kata Halimah kepada suarasurabaya.net pada Jumat (22/4/2022).
Keesokan harinya, Senin, pihak sekolah memanggil ibunda Valen dan menceritakan beberapa kejadian sebelum hilangnya Valen.
Minggu Pertama
Halimah mengatakan, sesuai penuturan sang ibu, Valen tidak memiliki masalah. Hanya pada Jumat (4/3/2022) Valen meminta uang saku lebih untuk naik ojek online untuk berangkat sekolah.
“Setelah berita kehilangan itu, kami selalu kontak intens dengan pihak keluarga untuk terus mengupdate informasi tentang Valen,” tuturnya.
Selama minggu pertama hilangnya Valen, Halimah dan pihak sekolah mengunjungi rumah Valen kurang lebih tiga kali untuk bertemu keluarga dan mendiskusikan upaya pencarian.
Minggu Kedua
Pihak sekolah berupaya menanyakan kabar ke Polsek Rungkut untuk update informasi.
“Pada minggu ke dua, kami berupaya mencari informasi ke Polsek Rungkut untuk menanyakan apakah sudah ada hasil. Namun keterangannya juga masih proses pencarian dan mengalami kesulitan karena handphone Valen mati,” kata Halimah.
Mendapat hasil nihil dari kepolisian, pihak sekolah terus mencari cara dengan pergi ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk meminta bantuan ke bagian sekolah menengah.
Halimah dan Kepala Sekolah SMP Negeri 23 berusaha untuk mendapatkan petunjuk untuk bisa menemukan Valen dari Dinas Pendidikan.
Sedikit menemukan petunjuk untuk menuju suatu tempat, pihak sekolah langsung mengunjungi Kampung Anak Negeri di daerah Wonorejo.
“Namanya juga orang usaha, kami langsung pergi untuk ngecek ke kampung itu. Ternyata Valen tidak ada,” ujar Halimah.
Saat diverifikasi apakah ada dugaan bullying yang dialami Valen sebagai anak berkebutuhan khusus. Halimah menegaskan tidak ada kejadian bullying yang dialami Valen di Sekolah.
“Tidak ada peristiwa bullying yang dialami Valen di Sekolah, semua siswa di sini saling membantu dan Valen bukan tipikal anak yang merepotkan dia justru mandiri dan suka meng-eksplore. Semua teman-temannya sayang sama dia,” tutur Halimah
Minggu Ketiga
Memasuki minggu ketiga, Halimah dan pihak keluarga tak kunjung menemukan pertanda keberadaan sang anak.
Kendati mengalami hari-hari penantian yang nihil, keduanya selalu intens dalam menanyakan kabar. Bahkan Halimah masih sering mengunjungi keluarga Valen.
Dalam salah satu hari di minggu ketiga, Halimah sempat mendengar beberapa firasat sang ibu yang dituturkan dari mimpinya.
“Ibunya sempat bilang kalau dia mimpi melihat Valen, di semak-semak yang rimbun,” katanya.
Tak bisa berbuat banyak dari pertanda psikoanalisa tersebut, Halimah hanya berharap Valen bisa berharap muridnya kembali dalam keadaan sehat dan selalu menguatkan sang ibu yang cukup lama berpisah dengan anaknya.
Minggu Keempat
Memasuki minggu keempat, tepatnya pada Rabu (20/4/2022) tepat setelah buka puasa Halimah dan pihak sekolah mendapat kabar mengejutkan ditemukannya jenazah di belakang mal di Jalan Kali Rungkut.
“Saya dan semua guru tentu syok, dan saya tidak bisa tidur setelah mendapat kabar dan memastikan bahwa itu benar Valen murid kami yang hilang kurang lebih sebulan itu dan ditemukan sudah meninggal,” tutur Halimah yang sekaligus tak bisa membendung air matanya saat kembali mengingat berita kematian Valen.
Pada kesempatan yang sama, Febri sebagai Guru Pembimbing Khusus Inklusi, mendapat kabar dari salah satu muridnya yang mendapati handphone Valen sempat aktif pada Rabu (20/4/2022) pukul 12.27 WIB, sebelum jenazah Valen ditemukan.
“Saya tanya ke murid saya, maksudnya aktif bagaimana? Apakah chatnya terkirim? Oh ternyata fitur last seen memperlihatkan kalau nomor handphone Valen sempat aktif pada pukul sekian,” kata Febri.
Mendapati hal tersebut tentu menimbulkan banyak spekulasi, namun Febri lebih memilih untuk menenangkan muridnya dan untuk tidak menyebarkan berita tersebut terlebih dahulu.
Sebelumnya diberitakan, Valentino Tandjung (15 tahun) pelajar sebuah SMP Negeri 23 Surabaya ditemukan dalam keadaan meninggal, tergantung di pohon belakang salah satu mal di kawasan Rungkut, Surabaya pada Rabu (20/4/2022) sore sekitar pukul 16.22 WIB.
Jenazah Valentino sudah dikebumikan pada hari Kamis di wilayah Keputih, usai pihak keluarga tidak menghendaki adanya autopsi dan memilih langsung memakamkan almarhum.(wld/iss)