Kresnayana Yahya, Bisnis Analis dan Pakar Statistik dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada kuartal pertama 2019.
“Bulan Januari-Maret, petani mulai memasuki musim tanam. Konsumsi rumah tangga di desa–seperti mebel, pakaian, alat tulis, handphone–lesu karena uang petani untuk beli pupuk, bibit, pestisida,” ujarnya saat dihubungi suarasurabaya.net, Senin (26/11/2018).
Sementara itu, perputaran uang di kota justru semakin ramai. Banyak uang beredar pada bulan Februari karena perusahaan-perusahaan yang merayakan Imlek memberi angpao untuk pegawainya.
Selain itu sekitar Februari-Maret banyak peserta Pemilu yang menggelontor dana kampanye.
“Banyaknya uang beredar di perkotaan diharapkan bisa mengimbangi kelesuan ekonomi di desa. Mengingat sektor pertanian adalah sektor yang besar. Sebanyak 40 persen tenaga kerja berasal dari sektor pertanian,” kata Kresnayana.
Sementara, pertumbuhan bisnis umum biasanya mengalami penurunan pada bulan Februari dan Maret karena masih menunggu tender.
Perusahaan yang berencana melakukan pengurangan tenaga kerja juga menunggu tahun politik selesai untuk mengurangi dampak negatif.(iss/ipg)