Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menegaskan problem kelangkaan solar yang terjadi beberapa hari ini memang cukup meresahkan pengusaha, khususnya yang bergerak di sektor distribusi barang.
Kondisi tersebut telah mengakibatkan distribusi barang menjadi tersendat, karena saat membeli solar harus mengantre cukup panjang.
Adik berharap kelangkaan solar subsidi yang terjadi di sejumlah daerah bisa segera diatasi agar tidak berdampak pada kelangsungan distribusi barang.
“Pasti ini berdampak dan mengganggu kelancaran industri di Jatim, baik besar hingga kecil. Karena ini bisa menghambat proses perdagangan karena harus antrean membeli solar. Tetapi harapan kami ini tidak akan terlalu lama. Minggu depan semoga sudah bisa teratasi sehingga dampaknya terhadap ekonomi juga tidak signifikan karena yang menggunakan solar ini kan kendaraan tertentu,” ujar Adik di Surabaya, Selasa (5/4/2022).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kelangkaan solar ini tidak bisa lepas dari tidak sebanding dengan kuota solar yang ditentukan pemerintah di tahun 2022. Untuk wilayah Jatim misalnya, kuota solar tahun ini hanya mencapai 2.281.581 Kilo Liter per tahun, lebih kecil dibanding kuota tahun 2021 sebesar 2.352.388 Kilo Liter (KL).
“Karena kuota tahun 2022 ini kan berdasarkan dari realisasi penyaluran solar tahun 2021, sementara di tahun 2021 realisasi solar memang tidak naik karena adanya pandemi Covid-19. Pemerintah tidak menghitung adanya puasa dan telah berakhir ya pandemi, sehingga ketika ada lonjakan, yang terjadi solar tidak mencukupi dan kelangkaan ditemui dimana-mana,” tandasnya.
Untuk itulah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah mengajukan surat penambahan alokasi solar untuk Jatim di tahun 2022 sebesar 306.045 KL.
“Karena persoalan kekurangan solar itu mestinya bisa dengan nambah alokasi solar subsidi. Mudah-mudahan secepatnya teratasi walaupun melebihi kuota karena ini adalah diskresi,” ungkapnya.
Harusnya, pemerintah lebih cermat untuk melakukan perhitungan, baik tentang kuota maupun anggarannya agar kondisi kekosongan stok tidak terjadi. Apalagi saat ini adalah momen kebangkitan ekonomi pascapandemi.
“Karena yang paling penting dalam urusan minyak itu harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat, terlebih Jatim miliki sumber minyak yang cukup besar dan ini harus digunakan sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan amanah UUD 45 pasal 33,” pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam beberapa hari ini terjadi kelangkaan solar sehingga terlihat antrean yang sangat panjang di sejumlah SPBU. Di antaranya di SPBU Brebek Industri, SPBU Pakal, SPBU Diponegoro Sidoarjo, SPBU rest area Tol Tandes, SPBU Margomulyo, SPBU rest area Tol Sidoarjo, SPBU Bypass Pandaan, SPBU Roomo Gresik, SPBU Jalan Osowilangon, SPBU Kalianak, SPBU Raya Balongbendo arah Mojokerto dan SPBU Geluran arah Krian, serta SPBU di Jalan Semarang Surabaya.(ipg)