Sabtu, 23 November 2024

Agar ASI Lancar Meski berpuasa di Bulan Ramadan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi, ibu menyusui. Foto: Pexels

Para ibu menyusui yang ingin melakukan puasa ramadan seringkali dihantui perasaan bersalah karena takut kualitas ASI nya tidak maksimal untuk si kecil.

“Persiapan setiap ibu menyusui untuk berpuasa berbeda, tergantung usia bayi dan beragam kondisi lainnya,” kata Dokter Umum Konselor Laktasi dr. Nabila Rahmania, IBCLC dikutip dari Antara, Jumat (1/4/2022).

Nabila menuturkan, bahwa ibu yang menyusui bayi kembar dan ibu yang sedang menyusui secara eksklusif akan memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar, dibandingkan ibu yang menyusui si kecil yang sudah dalam masa MPASI.

“Karenanya, sebelum memutuskan untuk berpuasa, sebaiknya ibu menyusui berkonsultasi dengan konselor laktasi atau dokter spesialis anak terlebih dahulu.” terangnya.

Menurut penelitian, berpuasa sebenarnya tidak menghambat pertumbuhan pada bayi ASI eksklusif.

“Namun ada beberapa tips yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa. Konsumsi minum cukup, makanan saat sahur dan berbuka harus mengandung gizi seimbang,” papar dr. Nabila Rahmania.

Selain itu, dr. Nabila juga menuturkan bahwa menu yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka harus mencakup protein dan karbohidrat kompleks.

“Karbohidrat bisa di dapatkan dari nasi, gandum, maupun berbagai jenis umbi-umbian. Sedangkan protein, sebaiknya seimbang dari jenis nabati dan hewani,” imbuhnya.

Makanan alami berenergi tinggi juga disarankan untuk mempercepat pemulihan energi, misalnya dengan mengonsumsi kurma. Ibu juga dapat membuat smoothies kurma dengan susu sebagai variasi.

Saat ibu memompa ASI, beberapa ibu kerap mendapatkan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya. Let down reflex (LDR) dapat melambat saat berpuasa.

“Ibu dapat menanganinya dengan menyusui sambil memijat halus dari pangkal payudara ke ujung untuk membantu aliran ASI lebih deras,” jelasnya.

Nabila menyarankan agar para ibu harus tetap tenang dan mengingatkan hukum prinsip pasokan dan permintaan.

“Semakin sering payudara dikosongkan, produksi juga akan meningkat,” tuturnya. Pastikan anak menyusui on demand secara optimal dengan memperhatikan posisi dan perlekatan,” imbuhnya.

Biasanya membutuhkan beberapa hari atau minggu untuk tubuh ibu dan anak menyesuaikan terhadap rutinitas puasa di bulan Ramadan.

“Kapanpun saat berpuasa, apabila ibu merasa terlalu lemas, jangan ragu untuk membatalkan puasa,” pesan dia.

Penting bagi ibu untuk mempertimbangkan baik-baik kondisi ibu serta kondisi si kecil sebelum memutuskan untuk melanjutkan puasa. Jangan lupa juga untuk menyempatkan istirahat yang cukup agar stamina tetap terjaga. (tha/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs