Harga minyak kembali melonjak pada akhir perdagangan Kamis (31/3/2022) pagi WIB, setelah terjadi penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Melansir dari Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei bertambah 3,58 dolar AS atau 3,4 persen, menjadi menetap di 107,82 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terangkat 3,22 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi ditutup pada 113,45 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (30/3/2022) melaporkan, bahwa persediaan minyak mentah negara itu turun 3,4 juta barel selama pekan yang berakhir 25 Maret. Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan publikasi EIA menunjukkan penurunan 1,7 juta barel dalam persediaan minyak mentah.
Menurut EIA, total persediaan bensin motor meningkat 0,8 juta barel pekan lalu, sementara persediaan bahan bakar sulingan meningkat 1,4 juta barel.
Pedagang juga menunggu pertemuan penting Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada Kamis hari ini untuk membahas strateginya tentang produksi minyak.
“Kemerosotan harga, melampaui 10 persen untuk beberapa waktu minggu ini, telah membuat OPEC+ semakin kecil kemungkinannya akan memutuskan pada pertemuannya besok untuk meningkatkan produksinya ke tingkat yang lebih besar,” kata Carsten Fritsch analis energi di Commerzbank Research dalam sebuah catatan. (ant/bil/rst)