Jumat, 22 November 2024

Abramovich Diduga Sempat Diracun Saat Perundingan Ukraina-Rusia

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Roman Abramovich putuskan jual Chelsea. Foto: Chelsea News
Roman Abramovich, Miliarder Rusia pemilik klub sepak bola Chelsea,dan para juru runding perdamaian Ukraina menderita gejala seperti keracunan. Mereka diduga diracun setelah mengikuti perundingan tentang konflik Ukraina-Rusia di Kiev awal Maret lalu.
Laporan Wall Street Journal dan outlet investigasi Bellingcat seperti dikutip Reuters menyebutkan Abramovich yang menyanggupi permintaan Ukraina untuk membantu merundingkan pengakhiran invasi Rusia ke Ukraina, dan paling sedikit dua anggota senior delegasi Ukraina, terdampak (racun itu).
Pejabat Ukraina berusaha meredam laporan ini,  ketika ditanya soal dugaan racun tersebut Mykhailo Podolyak juru runding Ukraina mengatakan “Ada banyak spekulasi, bermacam-macam teori konspirasi”.
Sementara Rustem Umerov, anggota delegasi Ukraina lainnya mendesak, orang agar tidak mempercayai informasi yang belum terverifikasi.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kemudian menempuh pendekatan sama dengan mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi nasional bahwa “Semua orang haus akan berita dan sensasi”.  Namun, dia kemudian malah menegaskan, “Saya sarankan siapa pun yang akan berunding dengan Rusia agar tidak makan atau minum apa pun, (dan) sebaiknya menghindari menyentuh makanan”.

Seorang pejabat AS mengatakan intelijen menduga faktor “lingkungan” sebagai alasan sakitnya Abramovich dan para perunding” Ukraina itu.

Pejabat AS yang berbicara dengan meminta identitasnya tak diungkapkan itu tidak menjelaskan lebih lanjut, sedangkan Kremlin tidak menjawab permintaan komentar soal ini melalui email.

Mata merah, kulit mengelupas

Menurut Wall Street Journal, Abramovich dan para perunding Ukraina menunjukkan gejala yang meliputi mata merah, keluar air mata terus menerus dan terasa menyakitkan, serta kulit wajah dan tangan yang mengelupas.

Abramovich dan para perunding Ukraina, termasuk Umerov yang merupakan anggota parlemen Tatar Krimea, kini sudah dalam keadaan membaik, kata Wall Sreet Journal.

Seseorang yang mengetahui masalah tersebut membenarkan insiden itu kepada Reuters tetapi menyatakan insiden itu tak menghentikan Abramovich untuk terus bekerja.

Bellingcat mengatakan, para pakar yang meneliti insiden itu menyimpulkan “peracunan dengan menggunakan jenis senjata kimia yang belum diketahui”  menjadi penyebab paling mungkinkan untuk insiden itu.

Antara mengutip para pakar menyebutkan, dosis dan jenis racun yang digunakan tidak cukup untuk merenggut nyawa manusia, kemungkinan besar dimaksudkan untuk menakut-nakuti para korban ketimbang menyebabkan dampak permanen. Para korban mengaku tak mengetahui siapa yang mungkin berusaha menyerang mereka.

Menurut Bellingcat, ketiga pria yang mengalami gejala ini hanya mengonsumsi air dan cokelat beberapa jam sebelum perundingan itu. Anggota tim keempat yang juga mengonsumsi item-item ini tidak mengalami gejala. (ant/rst) 

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs