Ratusan driver ojek online (Ojol) yang melangsungkan aksi demo di Kantor Dinas Perhubungan Jawa Timur sejak Kamis (24/3/2022) pagi mengancam akan berkemah di kantor Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XI Jatim kalau tuntutannya tidak dipenuhi alias deadlock.
“Kalau di Grahadi nanti deadlock, kami akan walk out. Jadi kalau Wamenhub atau Menhub tidak datang, kami akan berkemah di Kantor BPTD dengan ratusan massa. Tapi kami berharap bisa tuntas hari ini, ” kata Daniel Lukas Rorong Humas Frontal Jawa Timur kepada suarasurabaya.net saat ditemui di tengah aksi.
Ratusan driver online ini, kata Daniel, menuntut tarif batas bawah yang tidak sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 Tahun 2021 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019.
“Kemarin cuma Rp6.400. Bahkan ada yang di bawah itu. Ini jelas melanggar PM 12 dan KP 348,” kata Daniel Rorong.
Daniel mempertanyakan kenapa pemerintah tidak menindak aplikator-aplikator yang melanggar ketentuan ini.
“Semakin lama semakin turun bukan semakin naik. Tapi pemerintah kenapa diam,” imbuhnya.
Demonstrasi Ojol jilid dua ini juga mengeluhkan tarif dasar yang tidak stabil. Pada aksi jilid satu yang digelar sebelumnya, aplikator sudah sempat menaikkan tarif dasar namun turun lagi dalam kurun waktu tidak lama.
Daniel juga menyampaikan, tiga hari jelang aksi demo ini pihak aplikator sempat meningkatkan tarif dasar pada Senin (21/3/2022) lalu.
“Para aplikator ini naikkan lagi tarif dasar sejak hari Senin kemarin karena tahu kita mau demo. Jadi yang kita tuntut adalah kestabilan tarif dasar. Minimal sesuai dengan ketentuan pemerintah di angka Rp8.000 lah,” pungkasnya.(tha/dfn/rst)