Young Buddhis Association dan Let’s Adopt Indonesia menggelar kampanye Sayang Hewan dalam diskusi bertajuk “Loving is Knowing Happiness for AnimALL”
Billy Lukito Joeswanto Ketua Dewan Pembina Young Buddhis Association mengatakan tujuan kampanye ini untuk mengajak ke semua orang agar dapat mengasihi hewan karena hewan juga berhak hidup berbahagia seperti manusia.
“Selain mengajak semua orang sayang kepada hewan, kegiatan ini juga memperkenalkan ajaran buddhis yang membawa semangat welas asih kepada makhluk hidup yang tentunya pasti dapat diterima oleh semua orang karena itulah ajaran universal,” ujar Billy sebagai pembicara di kampanye Sayang Hewan yang disiarkan secara virtual, Rabu (23/3/2022).
Narasumber lainnya, Jasmine, Intuitive Animal Communicator yaitu seseorang yang memiliki bakat untuk memahami bahasa binatang.
Jasmine mengungkapkan jika dirinya telah terbiasa berkomunikasi dengan hewan peliharaan. Menurutnya, intuisi untuk berkomunikasi dengan binatang adalah bakat alami yang dimiliki oleh siapa pun. Hanya saja, dengan terus berlatih meditasi untuk melatih keheningan diri, maka kemampuan untuk berkomunikasi dengan binatang lebih terasah.
“Seorang manusia harus menjaga komunikasi dengan binatang peliharaannya, agar hubungan mereka semakin harmonis. Saat manusia sedang mengalami stres pun sebaiknya ditenangkan agar emosi negatifnya tidak menular pada binatang peliharaan,” kata Jasmine.
Tentang bagaimana memperlakukan binatang, apakah itu peliharaan maupun bukan, Atthasilani Gunanandini pendiri Atthasilani Theravada Indonesia (Astinda), mengatakan jika hewan adalah makhluk yang menggunakan gestur tubuh untuk menunjukkan apa yang mereka inginkan kepada manusia atau pemiliknya.
“Dalam konteks bicara binatang ada yang bisa kita pahami dari binatang ini adalah vibrasi dengan gerakan tubuh mereka untuk berkomunikasi,” ujarnya.
Atthasilani mengatakan binatang adalah kelompok makhluk yang termasuk dalam alam tiracchana, yaitu alam yang mana makhluk hidupnya berjalan secara melintang. Alam tiracana termasuk ke dalam alam rendah. Meski binatang adalah makhluk alam rendah, mereka juga bisa untuk terlahir di alam yang lebih tinggi seperti alam Dewa.
“Kalau tujuan kita merawat binatang untuk terbebas dari penderitaan adalah praktik compassion,” tegasnya.
Meskipun binatang termasuk makhluk alam rendah, dengan merawat binatang dapat melatih cinta kasih. Saat merawat binatang secara otomatis si pemilik akan berbagi kenyamanan dengan menyediakan tempat tinggal dan makanan yang baik untuk si binatang peliharaannya, aapalagi jika pemilik binatang peliharaan memberi perawatan kesehatan supaya si binatang ini selalu sehat.
“Binatang itu ingin bahagia, nggak cuma manusia yang ingin bahagia,” sambungnya.
Dengan merawat binatang dengan baik, lanjut Atthasilani, manusia telah membuat mereka bahagia. Karena bukan manusia saja yang ingin hidup nyaman dan bahagia, tapi binatang juga.
Atthasilani mengingatkan, ketika manusia tidak memiliki cinta kasih yang cukup untuk merawat binatang, paling tidak jangan menyakitinya.
Karena saat binatang disakiti, mereka merasa menderita. Padahal lahir di alam binatang sudah penderitaan tersendiri. “Kalau tidak bisa merawat, jangan menyakiti,” pesannya. (man/ipg)