Selasa, 26 November 2024

Hari Meteorologi Sedunia, Ingatkan Peran BMKG Sebagai Pemandu Informasi Cuaca

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Citra Satelit Himawari 8 EH Rabu (23/3/2022) Foto: Tangkapan Layar

Peringatan Hari Meteorologi Sedunia setiap tanggal 23 Maret , mengingatkan peran penting dari Layanan Badan Meteorologi dan Geofisika Nasional untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dikutip dari laman resmi WMO, Tema Hari Meteorologi Sedunia ke-72 adalah “Early Warning and Early Action, and spotlights the vital importance of Hydrometeorological and Climate Information for Disaster Risk Reduction.

Tema tersebut dipilih untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons yang lebih baik dalam penanggulangan bencana.

“Menjadi tugas kami untuk melakukan peringatan dini. Untuk Cuaca ekstrem dan iklim ekstrem. Iklim ekstrem terkait La Nina, El Nino yang jangka waktunya cukup panjang dan dampaknya relatif lebih luas. Sedangkan cuaca ekstrem terkait cuaca jangka pendek dibeberapa periode,” papar Teguh Tri Susanto Kepala Seksi Data BMKG Juanda saat mengudara di Radio Suara Surabaya (23/3/2022).

Menurutnya, BMKG terus melakukan peningkatan kecepatan informasi dan membuat laporan yang lebih presisi untuk membantu rekan-rekan BPBD dan pegiat kebencanaan lainnya dalam membantu masyarakat melakukan kesiapsiagaan dan pencegahan potensi bencana.

Pantauan cuaca dan iklim tentu tidak lepas dengan teknologi yang tersedia.  Bekerjasama dengan Jepang, saat ini BMKG dilengkapi dengan Data Satelit Cuaca Generasi Baru Satelit Himawari 8 yang sudah beroperasi pada tahun 2015 sebagai penerus satelit MTSAT memiliki 16 kanal dan menghasilkan data tiap 10 menit.

“Sejauh ini, secara teknologi yang kita miliki sudah lebih maju tapi belum sempurna. Untuk luasan Jatim yang cukup luas, (teknologi) ini belum ideal, tapi sudah lebih baik dari 5-10 tahun lalu,” jelasnya.

Selain daripada ketersediaan teknologi, Teguh juga menyebutkan pentingnya tugas dan fungsi dari seorang prakirawan atau forecaster.

“Kalau di media yang biasa ditampilkan, oh wilayah ini berwarna kuning, berwarna merah dan sebagainya. Tapi sebetulnya kalau dilihat tidak sesederhana itu. Kalau kita buka lagi masih sangat banyak data-data yang ditampilkan. Suhu sebelumnya berapa, saat ini berapa, pergerakan awan dan sebagainya. Keahlian Prakirawan sangat dibutuhkan disini,” terangnya.

Sebagai bagian dari lembaga yang menginformasikan deteksi dini atas cuaca dan iklim ekstrim yang terjadi, BMKG berharap masyarakat menggunakan informasi cuaca sebagai panduan dalam aktifitas sehari-hari, serta menjadikan data BMKG secara baik. Hal ini agar masyarakat paham dengan potensi bencana hydrometeorologi sehingga bisa memperkecil jumlah korban. (rta/rst)

 

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
27o
Kurs