Jumat, 22 November 2024

Harga Minyak Goreng Naik, Kadin Jatim Imbau UMKM Berhitung Ulang

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim. Foto: Kadin Jatim

Kenaikan harga minyak goreng yang cukup besar di pasar dalam negeri membuat masyarakat kebingungan. Apalagi, besarnya kenaikan harga kini sudah menyentuh ke level Rp24 ribu hingga Rp26 ribu per liternya.

Kenaikan ini menyusul penghapusan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng, yang sebelumnya ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14 ribu per liter. Penghapusan HET minyak goreng kemasan dan pembebasan penjual dalam menentukan harga ini, disampaikan Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Perekonomian pada, Selasa (15/3/2022).

Kondisi ini dipastikan sangat berpengaruh pada aktifitas produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) makanan, yang proses produksinya menggunakan minyak goreng. Jumlah UMKM Makanan di Jawa Timur sendiri cukup besar, sekitar 50 persen dari total keseluruhan.

“Memang sangat berpengaruh, karena kenaikan cukup tinggi. Biaya produksi akan semakin besar, apalagi kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada minyak goreng, Bahan Bakar Minyak dan bahan kebutuhan lainnya juga naik. Padahal seluruh UMKM yang berjualan makanan pasti menggunakan minyak goreng,” ujar Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim pada, Kamis (17/3/2022).

Dalam keterangannya, Adik mengimbau UMKM untuk melakukan perhitungan ulang ketika melakukan produksi, apakah bisa diserap pasar atau tidak. Hal ini dikarenakan kenaikan harga minyak goreng dan berbagai kebutuhan lain, akan berdampak pada kenaikan harga jual. Padahal, daya beli masyarakat saat ini masih belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.

“Harapan saya teman-teman UMKM ini bisa berhitung, apakah pasar bisa menyerap produk yang dijual atau tidak, kalau sekitarnya agak berat atau belum meyakinkan, ya harus dikurangi,” tandasnya.

Adik menambahkan, saat ini sebenarnya menjadi momen penting bagi UMKM untuk menaikkan produksinya karena mendekati puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Ia berharap, pemerintah bisa segera turun tangan agar harga minyak goreng kembali stabil.

“Ya bisa dengan melakukan operasi pasar minyak goreng dengan jumlah yang lebih besar di banyak titik, agar masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau,” ujar Adik.

Adik optimistis harga minyak goreng tidak akan lama berada di level tertinggi. Bahkan ia memprediksi harga minyak goreng akan kembali turun di awal puasa karena terjadi penurunan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di pasar global.

Mengacu pada data Refinitiv, Kamis (17/3/2022) pukul 08:20 WIB, harga CPO dibanderol di level MYR 5.978/ton atau anjlok 1,47 persen. Dengan begitu, harga CPO membukukan kenaikan sebanyak 57,36 persen secara tahunan, tapi masih drop 14,12 persen secara mingguan.(bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs