Jumat, 22 November 2024

Era Digital, Pemprov Jatim Beri Wadah Milenial Melalui Program MJC

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Fotografer saat akan memfoto produk UMKM Foto: Istimewa

Era digital saat ini mendorong masyarakat untuk menyesuaikan dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam segala kepentingan. Salah satunya kemampuan desain grafis dan fotografi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan wadah para milenial kreatif melalui Millenial Jobs Center (MJC).

Program MJC tidak hanya mendukung kesuksesan para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tetapi juga memberi wadah bagi milenial yang memiliki kemampuan, untuk memberi pelatihan kepada UMKM. Pelatihan itu diharapkan bisa meningkatkan penjualan produk-produk UMKM.

Oksta Aziz Rachmaddan, desainer grafis mengaku senang bergabung dalam program MJC 2020 melalui East Java Super Coridor (EJSC) Madiun.

Dalam program ini, dia mendapat kesempatan untuk bisa berkolaborasi dan berkembang. Tidak hanya sharing project, tetapi juga menjaring relasi dengan para talent di MJC. Bahkan Oksta juga berkesempatan menjadi mentor desain grafis di beberapa project.

“dulu sebelum ada MJC, saya kesulitan untuk sharing project, tapi setelah ada MJC, gak cuma sharing project, saya bahkan bisa bikin team agency baru bersama kenalan talenta dari MJC,” kata desainer grafis 27 tahun ini.

Semuanya berawal dari peran pertamanya dalam MJC melalui East Java Super Coridor (EJSC) Madiun yaitu membuat desain packaging untuk sebuah produk keripik jamur.  Hingga akhirnya ia semakin meyakini untuk terus menekuni kemampuannya di project pribadinya, Oxtdesign.

“Desain grafis itu kompleks banget, bnyak hal yang perlu dipelajari untuk memahami desain grafis walaupun desain, sederhana sekalipun,” jelasnya.

Skill yang tidak kalah penting di era digital adalah fotografi. Apalagi untuk pengembangan usaha, kemampuan fotografi di bidang foto produk sangatlah menunjang. Terutama penjualan secara online melalui media social.

Muhammad Tsaqif Syandana, Fotografer produk sekaligus Fashion Entusiast asal Pamekasan juga merasa senang bisa mengembangkan kemampuan foto produknya, memberi pelatihan untuk mendukung penjualan UMKM, hingga berkesempatan bekerjasama dengan brand terkenal.

Semula, foto baginya hanya sebuah hobi, lalu sesekali menerima tawaran foto wedding, namun saat bergabung dengan MJC, dirinya harus melakukan hal baru, yaitu foto produk. Banyak pengalaman-pengalaman tak terduga yang ia dapatkan. Mulai dari memfoto produk UMKM yang memiliki produk baru dan belum tersentuh digital, dipercaya mengelola akun social media produk kopi, sampai karya-karyanya mulai di notice creator-creator besar.

“Awal-awal sih random aja tapi lama kelamaan mulai kenal dengan film fotografi, lalu mencoba styling foto ala Japanese, terus pernah mencoba product photography, dan sekarang aku memilih fokus di fashion and lifestyle photography,” ungkap Tsaqif.

Satu diantara kolaborasinya bersama brand fashion besar di Indo yaitu Tenue de attire. Tsaqif tak menyangka, melalui MJC bisa membawa seorang small creator dari Madura sepertinya bisa di notice oleh brand Indonesia, Tenue de Attire.

MJC sendiri adalah wadah bagi millennial dan dunia usaha untuk terhubung sesuai dengan profil, kekuatan, dan kebutuhan masing-masing pihak.

Mengkombinasikan aspek digital dan non-digital MJC membuka kesempatan kerja yang didukung oleh pihak pemerintah dan swasta di level nasional. (Lta/rst)

 

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs