Sabtu, 23 November 2024

MUI Jatim Keberatan KH Miftachul Akhyar Mundur dari Ketua Umum MUI Pusat

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Miftachul Akhyar, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menduga banyaknya konten ‘dewasa’ atau pornografi yang membuat anak terpapar konten tersebut menjadi salah satu penyebabnya. Foto : istimewa

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menyampaikan sikap keberatan atas pernyataan mundurnya KH.Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum MUI Pusat.

“Menyikapi informasi pernyataan pengunduran diri KH.Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia seperti yang diberitakan secara luas oleh berbagai media, bersama ini Dewan Pimpinan MUI Provinsi Jawa Timur menyampaikan nota keberatan dan ketidaksetujuan atas pernyataan pengunduran diri tersebut,” ujar Akhmad Muzakki Sekretaris Umum MUI Jawa Timur, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara Surabaya, Minggu (13/3/2022).

Nota keberatan itu tertuang dalam surat MUI Jawa Timur Nomor A-13/DP-P/III/2022, tertanggal 9 Sya’ban 1443 H bertepatan 12 Maret 2022 yang ditandatangani KH.Moh.Hasan Mutawakkil Alallah Ketua Umum MUI Jatim dan Akhmad Muzakki Sekretaris Umum MUI Jawa Timur.

Dalam Nota Keberatan itu, MUI Jatim menyampaikan sejumlah pertimbangan.

Pertama, Surat Dewan Pimpinan MUI Provinsi Jawa Timur kepada Dewan Pimpinan MUI Nomor: 162/MUI/JTM/XII/2021 tertanggal 29 Desember 2021 tentang Permohonan kepada Ketua Umum MUI agar tidak mundur dari jabatannya.

Kedua, Aspirasi di lapangan yang menunjukkan keberatan atas pernyataan pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum MUI.

Ketiga, Kepentingan kemaslahatan yang lebih besar bagi agama, bangsa dan negara.

“Keempat, MUI masih memerlukan sosok KH.Miftachul Akhyar untuk jabatan Ketua Umum yang mumpuni yang mampu merekatkan dan memperkuat persatuan serta kesatuan umat dan bangsa,” papar Muzakki.

Pernyataan mundurnya KH.Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum MUI Pusat mengejutkan banyak pihak. Dalam internal jajaran kepengurusan MUI Pusat pun ada yang keberatan.

Anwar Abbas Wakil Ketua Umum MUI mengaku terkejut, bahkan menulis surat terbuka yang ditujukan kepada jajaran PBNU dan warga NU agar mengikhlaskan KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU, tetap mengemban amanah kepemimpinan Umat Islam di MUI.

Alasannya, figur KH.Miftachul Akhyar yang mampu mengayomi elemen-elemen organisasi Islam dalam naungan MUI masih sangat dibutuhkan.

Buya Anwar Abbas menegaskan, KH.Miftachul Akhyar dipilih oleh semua pemilik hak suara di MUI tanpa perbedaan pendapat. Semua suara ingin MUI dipimpin KH.Miftachul Akhyar.

“Pak KH.Miftachul Akhyar kami pilih untuk menjadi ketua umum kami di MUI dengan suara bulat tanpa ada lonjong sedikit pun,” kata Anwar.

Menurutnya, KH.Miftachul Akhyar figur tokoh dan ulama serta pemimpin yang sangat rendah hati. Kiai Miftach, begitu akrab disapa, sangat dibutuhkan dan diharapkan akan bisa mempersatukan umat.

“Tapi herannya saya mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya bagi melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya,” ucapnya.

Tokoh Muhammadiyah itu menambahkan, sepanjang pengetahuannya, NU sudah menegaskan jati dirinya bukan cuma untuk dirinya saja, melainkan juga untuk umat dan bangsa.(rid/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs