Jumat, 22 November 2024

Sang Makarya Manfaatkan Serat Tebu Ciptakan Inovasi Beton Geopolimer

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tim Sang Makarya saat menangi lomba dengan karya Serat Tebu untuk Beton Geopolimer. Foto: Humas ITS Surabaya

Manfaatkan serat Tebu sebagai pengganti Semen, 3 mahasiswa Departemen Teknik Sipil ITS Surabaya lakukan pembuatan Inovasi Beton Geopolimer. Ternyata menghasilkan kuat tarik beton yang melebihi beton konvensional.

Dzikrie Fikrian Syah satu diantara anggota tim menjelaskan, dipilihnya serat Tebu sebagai pengganti Semen dengan pertimbangan bahan bakunya mudah didapatkan.

Selain itu, kerapatan massa yang rendah membuat serta Tebu ini lebih mudah untuk diolah. “Kami ingin bisa memanfaatkan limbah pabrik gula, terlebih karena kuat tarik dari serat tebu ini ternyata cukup tinggi dan juga tahan karat,” terang Dzikrie.

Tim Sang Makarya, yang beranggotakan Dzikrie bersama kedua temannya, M Rifat Hidayat dan Verdi Arya Rahaditya membuat beton dengan mencampur pasir, kerikil dan fly ash di mesin pengaduk beton.

Setelah itu, mereka menambahkan larutan aktivator ke dalam campuran tersebut. “Aktivator ini kami buat dengan melarutkan natrium silikat dan natrium hidroksida di wadah nonlogam,” tambah Dzikrie.

Serat Tebu, lanjut Dzikrie kemudian ditambahkan dengan perbandingan bahan yakni satu persen fly ash; dua persen kerikil; 0,86 persen pasir; 1,43 persen NaOH; 0,17 persen NaSiO3; dan 0,26 persen serat Tebu.

“Proses pembuatan sampai pencetakan beton ini memakan waktu lima belas menit, sedangkan proses perawatan dilakukan sejak beton berumur satu hari sampai 28 hari,” kata penggemar Futsal ini.

Setelah Beton jadi, lanjut Dzikrie dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik. Dari pengujian tersebut, kuat tariknya dihentikan saat mencapai 42,5 MPa.

Sedangkan kuat tekannya sebesar 14,2 MPa, di mana beton konvensional seharusnya sudah gagal di 4,25 MPa.

“Hal ini menunjukkan bahwa kuat tarik beton dari bahan serat tebu tersebut di atas dari beton konvensional yang terbuat dari semen,” ujar Dzikrie.

Selain itu, dari hasil penelitian yang telah meraih juara satu pada ajang Civil Days yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang tersebut, dihasilkan susut beton yang terbilang kecil.

Menurut Dzikrie, hal itu dikarenakan beton Geopolimer adalah beton dengan kekuatan awal tinggi, yakni sekitar 70 persen kekuatan beton tercapai di umur satu hari. “Semoga segera ditemukan metode mix design beton geopolimer agar dapat diterapkan di konstruksi bangunan,” pungkas Dzikrie.(tok/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs