Minggu, 24 November 2024

Log Zhelebour: Dulu Surabaya Barometer Musik Rock Indonesia

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Musik Rock dan Log Zhelebour ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Meski usianya sudah menjapai setengah abad, arek Surabaya ini tetap saja berjiwa muda. Hal ini sebagai alasan PWI memberikan penghargaan dalam kategori Lifetime Achievement. Dok. suarasurabaya.net

Log Zhelebour pengamat sekaligus promotor musik mengatakan, dulu sekitar tahun 80-an, Kota Surabaya menjadi daerah yang menjadi barometer musik rock di Indonesia. Ini dikarenakan festival musik rock berskala nasional yang kerap digelar di Surabaya.

“Kalau barometer musik biasanya ya Ibu Kota. Tapi kalau rock waktu itu Surabaya sempat jadi barometer karena ada festival nasional yang rutin. Surabaya yang menonjol rock, meski pop juga sempat menonjol,” kata Log kepada Radio Suara Surabaya bertepatan dengan Hari Musik Nasional pada Rabu (9/3/2022).

Ia bagaimana dulu musik rock identik dengan citra yang buruk. Sehingga sebagai promotor musik rock, ia berusaha agar citra musik rock menjadi lebih baik dengan adanya berbagai festival rock.

“Jaman dulu rock itu Barat Minded, penggemar dan musisi juga banyak yang ikut-ikutan. Akhirnya kesan rock itu dekat dengan rusuh, drug. Itulah yang menginspirasi saya membangun festival musik rock untuk memberikan citra yang baik,” jelasnya.

Namun ia mengakui, saat ini festival musik, terutama musik rock di Surabaya lebih berkurang. Menurut Log, ada beberapa faktor yang mempengaruhi.

Pertama, pembatasan sponsor. Log bercerita, dulu festival musik rock kerap mendapat sponsor dari perusahaan rokok. Namun larangan perusahaan rokok memberikan sponsor kepada acara musik menjadi faktor yang berpengaruh.

Ini ditambah dengan keterbatasan venue yang bisa digunakan untuk konser rock di Surabaya.

“Kalau dulu pakai Stadion Tambaksari bebas. Lalu sejak dikelola oleh Pemkot Surabaya, jadi agak sulit karena nanti takut rusak ini dan itu. Sedangkan mau gelar di tempat lain indoor misalnya, selain nggak sreg juga terlalu mewah dan mahal,” ujarnya.

Ia mengamati, saat ini publisitas musik di Indonesia juga menjadi lebih mudah karena akses media sosial. Hal itu tentu menjadi kesempatan bagi musisi untuk menyalurkan minatnya pada musik.

“Sekarang menaikkan publisitas bisa lewat medsos nggak seperti awal-awal. Kita harus support musik Indonesia jangan sampai mati suri. Era digital sekarang harus ada rock yang menonjol,” ungkapnya.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
34o
Kurs