Jumat, 22 November 2024

Kemendag Kembali Gelar Good Design Indonesia untuk Menjaga Momentum Peningkatan Ekspor

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Didi Sumedi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, membuka Sosialisasi Good Design Indonesia (GDI) 2022. Foto: Humas Kemendag

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerapkan berbagai upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekspor yang meningkat signifikan.

Didi Sumedi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag menilai, Program Good Design Indonesia (GDI) bisa menjaga momentum peningkatan ekspor dan mentransformasi produk ekspor Indonesia.

“GDI tahun 2022 digelar untuk menjaga momentum peningkatan ekspor Indonesia yang memuaskan pada 2021 lalu. GDI juga menjadi upaya Kemendag untuk menggerakkan sektor ekonomi dan perdagangan di masa pandemi Covid-19,” ujarnya dalam sosialisaai Program GDI ke-6 dengan tema ‘Gateway towards Global Markets’ secara hibrida, Rabu (2/3/2022), di Yogyakarta.

Dalam acara yang berlangsung secara hybrid, Didi menyampaikan banyaknya tantangan yang harus dihadapi supaya sektor ekonomi dan perdagangan terus tumbuh.

“GDI menjadi bentuk apresiasi kepada desainer dan pelaku usaha berpotensi ekspor, sekaligus inisiatif mengkurasi barang dan jasa bernilai tambah yang kami yakin memiliki nilai komersial di pasar lokal maupun global,” ungkapnya.

Sebagai upaya membuka peluang pasar global yang semakin besar bagi pelaku industri manufaktur bernilai tambah, ajang GDI 2022 membuka pendaftaran bagi 17 kategori produk dan jasa yang memiliki nilai komersial tinggi di pasar domestik dan internasional.

Upaya itu dilakukan melalui pengembangan desain kreatif dan inovatif, serta berdampak positif terhadap lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Di antara kategori tersebut adalah produk elektronik, perlengkapan rumah tangga, serta peralatan berkebun dan kendaraan (mobility), baik kendaraan berpenumpang atau pun kendaraan yang berfungsi sebagai alat kerja.

“Hal itu sejalan dengan permintaan pasar dunia yang mayoritas berupa produk-produk manufaktur berteknologi tinggi termasuk produk elektronik (HS 85) dengan pangsa pasar sebesar 16,7 persen. Sementara itu, produk mesin/peralatan (HS 84) dan otomotif (HS 87) masing-masing memperoleh pangsa 12,2 dan 7,3 persen,” paparnya.

Sekadar informasi, GDI diselenggarakan pertama kali pada 2017 dan menjadi salah satu program kerja prioritas Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag dalam mendukung upaya peningkatan ekspor nonmigas nasional berbasis desain dan teknologi canggih.

Ajang GDI diharapkan memotivasi desainer dan pelaku usaha untuk terus berinovasi menciptakan produk dan jasa kreatif dan solutif, khususnya bagi masyarakat urban.

Didi menambahkan, struktur pasar ekspor Indonesia yang sebelumnya didominasi komoditas primer berupa barang mentah dan setengah jadi, kini telah bertransformasi.

Transformasi itu ditandai meningkatnya pangsa pasar produk manufaktur bernilai tambah sebesar USD 110,74 miliar.

Pada 2021, katanya, Indonesia tidak hanya berhasil meraup nilai transaksi ekspor tertinggi sepanjang sejarah ekonomi Indonesia. Nilai ekspor nonmigas 2021 sendiri tercatat sebesar USD 231,54 miliar.

Struktur pasar ekspor yang semula didominasi komoditas primer juga bertransformasi dengan bertambahnya pangsa bagi produk-produk olahan bernilai tambah hingga 47,83 persen dari total ekspor.

“Dengan transformasi struktur pasar ekspor yang lebih seimbang antara produk komoditas dan produk manufaktur, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari ekspor barang bernilai tambah serta tidak lagi sebatas mengekspor barang mentah dan barang setengah jadi. Transformasi tersebut tercermin pada produk ekspor utama Indonesia tahun 2021 seperti besi dan baja, mesin dan produk elektronik dan elektronika, serta kendaraan bermotor dan suku cadangnya,” kata Didi.

Secara komprehensif, Kemendag berupaya mempertahankan momentum peningkatan ekspor tahun 2021.

Sejumlah langkah strategis pun ditempuh, seperti memfokuskan kembali ekspor dari produk primer ke produk industri atau olahan bernilai tambah, mendiversifikasi produk ekspor, dan menjalin perjanjian perdagangan dengan negara mitra dagang baru.

Sosialisasi GDI di Yogyakarta digelar secara hibrida dengan protokol kesehatan ketat. Sosialisasi diikuti kalangan akademisi serta para pelaku usaha dari daerah Yogyakarta dan kota sekitar.

Sosialisasi GDI 2022 juga telah diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada 22 Februari 2022 dan Bandung, Jawa Barat pada 17 Februari 2022.

Pendaftaran GDI masih dibuka secara daring hingga akhir bulan Maret 2022 melalui tautan iddc.kemendag.go.id/gdi.

Pendaftaran dapat dilakukan baik sebagai individu, tim desainer, maupun mengatasnamakan perusahaan. Dalam hal ini, pendaftar wajib berstatus WNI. Pada formulir pendaftaran daring, pendaftar diminta mengunggah tiga buah foto produk dari tiga sudut yang berbeda.

Selain itu, pendaftar wajib melampirkan NIB atau NPWP, serta data produk dan perusahaan. Formulir pendaftaran ini masih bisa diakses dan diedit oleh pemilik akun hingga akhir penutupan pendaftaran.

Jika ada data atau dokumen yang belum dilengkapi saat pertama kali mengisi formulir, pendaftar dimungkinkan untuk memperbarui data sampai pendaftaran ditutup.

Pertanyaan terkait proses pendaftaran, dapat disampaikan kepada panitia di Direktorat Pengembangan Produk Ekspor Kemendag melalui surat elektronik ke [email protected].

Sementara itu, Miftah Farid Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag mengatakan, pihaknya membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pegiat dan profesional di sektor desain untuk bergabung di ajang GDI keenam di tahun 2022 ini.

“Jadilah pemenang GDI sekaligus mitra Kemendag dalam memajukan sektor desain industri nasional dan meningkatkan kinerja ekspor nonmigas demi kemajuan ekonomi Indonesia,” ucap Miftah.(rid/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs