Sabtu, 23 November 2024

Dua Keunggulan Kedelai Lokal daripada Impor Versi Kementan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
kebun-kedelai Seorang petani merawat tanaman kacang kedelai di lahan pertanian Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (23/7/2020). Foto: Antara

Yuris Tiyanto Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, kedelai lokal punya dua kelebihan dibandingkan dengan kedelai impor. Yakni kandungan gizi yang lebih tinggi dan proses penanaman yang organik.

“Memang betul kalau kedelai kita itu kandungan gizinya tinggi. Yang kedua kita non-GMO (Genetically Modified Organis), itu non-transgenik. Kedelai luar itu kan GMO, ini yang tidak banyak diceritakan,” kata Yuris dikutip Antara, Selasa (22/2/2022).

Yuris menjelaskan, GMO atau transgenik adalah rekayasa genetik yang dilakukan pada suatu tanaman untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Sementara produk kedelai lokal seluruhnya organik.

“Transgenik itu ada rekayasa genetika, tapi kalau kedelai kita tidak ada rekayasa genetik, organik. Menurut saya itu lebih sehat sebetulnya,” kata Yuris.

Dia mengatakan, kandungan gizi protein yang lebih tinggi dan metode penanaman organik membuat kedelai lokal punya rasa yang lebih enak daripada dengan kedelai impor.

Yuris mengungkapkan, itulah yang menjadi alasan mengapa rasa tempe dan tahu di sentra produksi kedelai seperti Jawa Tengah punya rasa lebih gurih daripada tahu dan tempe yang diproduksi dari kedelai impor.

Namun, selain kelebihan, Yuris mengakui kedelai lokal punya kelemahan. Hasil panen kedelai lokal dia akui tidak terstandar. Banyak petani kedelai lokal yang memanen kedelai yang masih hijau sehingga produk akhirnya bercampur antara kedelai yang hijau dan kuning.

Yuris mengungkapkan, tren produksi kedelai di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Dia bilang, turunnya produksi itu karena banyak petani kedelai yang beralih ke komoditas lain yang dinilai lebih menguntungkan daripada menanam kedelai.

“Tahun 1992 itu kita pernah swasembada kedelai, tapi sekarang menurun drastis. Karena terus terang petani kita dengan kondisi harga jual yang rendah ini beralih ke komoditas lain,” kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi kedelai Indonesia pada 2021 hanya 200 ribu ton. Sementara permintaan kedelai untuk memproduksi tahu tempe sekitar 1 juta ton per tahun.

Pada 2022, Kementerian Pertanian menargetkan produksi 1 juta ton kedelai di atas lahan seluas 650 ribu hektare. Kementerian Pertanian sudah memberikan bantuan lahan seluas 52 ribu hektare kepada petani untuk ditanami kedelai, sementara 598 ribu hektare sisanya dibiayai dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).(ant/den/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs