Untuk menggerakkan kembali roda perekonomian Kota Pahlawan yang terdampak selama pandemi Covid-19, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyiapkan skema pemulihan ekonomi dengan menjadikan bulan Maret 2022 sebagai Bulan Padat Karya.
“Pemulihan ekonomi itu agenda prioritas saya, di samping penanganan pandemi dan perlindungan sosial. Kami canangkan Maret sebagai rangkaian program padat karya. Skemanya sudah ada, kami berharap ini bisa menggerakkan ekonomi lebih masif, berujung pada penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan,” kata Eri Cahyadi, Minggu (20/2/2022).
Ada tiga strategi yang dia siapkan untuk mengoptimalkan program padat karya. Pertama, padat karya berbasis UMKM, termasuk di dalamnya para PKL. Saat ini Pemkot Surabaya sudah menyiapkan sejumlah program intervensi untuk UMKM dan PKL.
“Jadi kalau teman-teman mengikuti gerak saya satu-dua bulan terakhir ini, salah satu yang saya masifkan adalah mendampingi penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM melalui OSS. Ini adalah pintu untuk berbagai intervensi yang akan saya kebut. Ada bantuan pelatihan manajemen, bantuan alat usaha, nanti juga ada jembatan permodalan ke perbankan dan sebagainya. Pokoknya total kita scale up UMKM Surabaya,” ujar Eri.
Eri, dalam beberapa waktu terakhir, juga tercatat intens menggerakkan kantong-kantong UMKM mulai dari Kampung Wisata Kue di kawasan Rungkut, pengembangan Tunjungan Romansa, pelibatan UMKM dalam produksi seragam-sepatu pelajar, dan sebagainya.
“Kami akan rangkai semuanya menjadi sebuah gerakan menggeliatkan UMKM agar omzetnya naik, dan berujung ke pembukaan lapangan kerja,” ujarnya.
Dari sisi PKL, Eri berjanji akan melakukan pengembangan dan penataan. Tidak ada konsep asal gusur tanpa solusi.
“Saya perintahkan Satpol PP tidak asal gusur. Kita kembangkan solusi-solusi penataan karena bagaimana pun PKL adalah warga Surabaya yang mencari makan dengan penuh perjuangan, mereka sangat mulia karena tidak mau menyerah berjuang untuk keluarga, dan tidak berpasrah diri ingin masuk kelompok MBR,” ujar Eri.
“Tapi setelah diberi tempat berdagang yang representatif, aturan-aturannya tetap harus dipatuhi oleh PKL,” ungkapnya.
Strategi kedua, lanjut Eri, adalah optimalisasi dan percepatan belanja APBD dengan melibatkan pelaku usaha lokal termasuk UMKM.
Demikian pula program padat karya berbasis infrastruktur akan terus dioptimalkan, sehingga banyak tenaga kerja bisa dilibatkan.
“APBD harus dinikmati warga Surabaya. Kita terus belanjakan APBD untuk memberi nilai tambah ke ekonomi lokal, termasuk lewat program padat karya berbasis infrastruktur kampung-kampung,” ujarnya.
Strategi ketiga, memfasilitasi kolaborasi korporasi besar maupun investor untuk bermitra dengan UMKM Kota Pahlawan.
Saat ini sejumlah rencana investasi telah siap direalisasikan. Surabaya juga tetap konsisten mencatatkan diri sebagai destinasi investasi utama di Indonesia, dengan capaian investasi Rp29,22 triliun pada 2021, tertinggi kedua di Tanah Air.
”Investor yang masuk ke Surabaya pastinya akan membutuhkan mitra untuk menunjang supply chain bisnis maupun operasional perusahaannya. Di situlah pintu kolaborasi dengan UMKM terbuka, dan akan kami fasilitasi,” paparnya.
Eri menambahkan, tiga strategi adalah program terintegrasi dalam menggerakkan ekonomi rakyat.
“Jadi untuk ekonomi arus bawah bantalan kita ada tiga program, yaitu pengembangan UMKM-PKL, stimulus lewat APBD, dan kolaborasi dunia usaha atau investasi baru,” ujarnya.(man/den)