Sabtu, 23 November 2024

Warga Mojokerto Tiga Hari Diteror Kiriman Paket Misterius, dari Batu Nisan Hingga Karangan Bunga

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Dusun Ngrambut, Desa Padangasri, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto yang diteror orderan fiktif selama tiga hari berturut-turut. Foto: Fuad Maja FM

Warga Dusun Ngrambut, Desa Padangasri, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto merasa ketakutan selama tiga hari berturut-turut lantaran mendapatkan teror kiriman paket misterius. Mulai dari kulkas, batu nisan karangan bunga kematian hingga sedot WC tiba-tiba datang ke rumahnya.

Padahal sejumlah pesanan tersebut tidak dipesan oleh keluarga Kasipah dan anaknya. Saat ditemui Fuad Reporter Maja FM di rumahnya, Kasipah mengaku kiriman paket fiktif ini kali pertama datang pada Selasa (15/2/2022) yang lalu. Saat itu rumahnya tiba-tiba didatangi sebuah truk dengan membawa sebuah lemari es.

“Ya kaget soalnya di sini gak ada yang pesan. Kita juga gak tahu siapa yang pesan. Yang antar kulkas itu bilang ke kami, katanya ini surprise buat ulang tahun Ibu Kasipah,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya hari ini, Sabtu (19/2/2022).

Sejak saat itu, sejumlah orderan fiktif terus berdatangan ke rumah Kasipah. Bahkan sejumlah order juga ditujukan kepada anaknya bernama Yusuf.

Mulai dari karangan bunga kematian, batu nisan, mobil sedot WC hingga kelengkapan membangun rumah mulai dari batu bata, besi, semen hingga genteng turut diantar ke rumahnya.

“Itu pokoknya berturut turut, selama tiga hari sejak Senin (14/2/2022) dan yang terakhir itu pada hari Rabu (16/2/2022) ada yang mengirim dua karangan bunga kematian katanya dari Surabaya, dan juga satu truk genteng,” bebernya.

Beruntung, dari sejumlah kiriman order fiktif tersebut Keluarga Kasipah tidak sampai mengeluarkan uang hingga tidak menimbulkan kerugian material. Hanya saja imbas dari teror order fiktif ini membuat Kasipah dan keluarganya ketakutan jika didatangi orang yang tak dikenal dan mengalami trauma. Sehingga sejumlah tetangga korban turut meyakinkan kurir sekaligus menguatkan mental keluarga korban.

“Sejak adanya kiriman-kiriman itu, sekarang warga sekitar kalau ada truk atau kiriman yang masuk ke gang langsung di stop, lantaran warga sini Alhamdulillah kompak dan mengetahui jika ini orderan palsu,” bebernya.

Dia berujar, yang membuat keluarga korban syok adalah pesanan batu nisan dan karangan bunga kematian yang diperuntukkan kepada anaknya Nur Ahmad Yusuf dan Kasipah. Beruntung, pesanan palsu itu bisa kembali ke masing-masing toko usai diklarifikasi.

Sehingga, tidak ada barang hasil ulah oknum tidak bertanggung jawab itu yang ditinggal di rumah korban.

“Semuanya kembali. Gak kita gak bayar wong bukan kita yang pesan,” terangnya.

Meski demikian, sejak mendapatkan orderan fiktif selama tiga hari hingga dan membuat keluarganya trauma, pihaknya enggan melaporkan ke pihak berwajib.

”Enggak (lapor), kita anggap sudah selesai. Sudah selesai kok masalahnya,” tegas Yusuf, putra Kasipah.(fad/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs