Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Kapolri meminta jajarannya memetakan dan mengevaluasi penyebab meningkatnya kasus harian Covid-19 di masing-masing daerah untuk menentukan langkah serta strategi penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19.
“Ini menjadi perhatian semua. Walau pun di satu sisi hal yang membedakan adalah keterisian tempat tidur di rumah sakit. Angka kematian yang bila dibandingkan varian Delta, angkanya saat ini masih jauh,” kata Sigit saat memberikan arahan memimpin rapat Video Conference (Vicon) kepada seluruh jajaran di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/2/2022).
Menurutnya, perbedaan angka BOR rumah sakit dan angka kematian yang terjadi sekarang belum menempatkan Indonesia dalam kondisi aman dari ancaman penyebaran Covid-19. Karena berdasarkan fakta di lapangan, tetap ada peningkatan angka kematian walau pun peningkatan itu tidak seperti varian Delta yang terjadi pada Juli 2021.
Jenderal bintang empat itu mengatakan, evaluasi dan pemetaan diperlukan untuk mengetahui penyebab lonjakan kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Apakah karena kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan sudah berkurang atau interaksi sosial masyarakat yang tinggi hingga menjadikan kerumunan.
“Tentunya harus dikelola dan disesuaikan dengan Surat Edaran Mendagri, kemudian semua harus dilakukan untuk menekan agar laju pertumbuhan varian Omicron bisa dikendalikan,” ujarnya.
Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan, secara umum angka kesembuhan Indonesia saat ini sebesar 92 persen atau di atas WHO sebesar 75 persen. Kemudian angka kematian di bawah standar WHO.
Untuk positivity rate, Indonesia ada di angka 16,5 persen atau di atas standar WHO lima persen. Tingkat keterisian rumah sakit sebesar 31 persen atau di bawah standar WHO sekitar 60 persen. Keterisian isoter di wilayah DKI Jakarta secara umum berada di rata-rata 28,93 persen.
“Rekan-rekan, terkait angka itu perlu dilakukan rapat terbatas evaluasi PPKM. Pak Presiden memberikan perhatian khusus. Beliau ingin ada peningkatan terkait akselerasi vaksinasi yang sudah dilaksanakan dalam waktu 1-2 minggu ke depan,” kata Sigit.
Dia juga menjelaskan, akselerasi vaksinasi penting dilakukan untuk menghadapi berbagai agenda baik nasional maupun internasional yang akan digelar di Tanah Air. Beberapa di antaranya perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika, NTB hingga rangkaian acara Presidensi G20 di Bali.
“Ini pertaruhan (bangsa Indonesia). Apakah ini bisa berjalan dengan baik atau justru dikurangi atau ditunda kegiatannya karena laju pertumbuhan Covid-19 yang tak bisa dikendalikan,” ujar Sigit.
Mantan Kadiv Propam Polri itu menyampaikan terima kasih kepada jajarannya yang telah melaksanakan akselerasi vaksinasi. Tercatat dalam seminggu kemarin, angka vaksinasi nasional rata-rata berada di angka 1.177.497.
Dia meminta jajaran untuk mempertahankan bahkan meningkatkan capaian angka vaksinasi dalam waktu beberapa minggu ke depan.
Sigit menekankan, kedisiplinan warga dalam memakai masker sudah mulai turun. Padahal, penggunaan masker salah satu upaya untuk melindungi diri dan orang lain agar tak terpapar COVID-19 disamping vaksinasi.
Untuk itu, dia meminta jajaranya di daerah untuk berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat untuk terus menyosialisasikan protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker.
“Saat saya melakukan kunjungan kemarin banyak sekali masyarakat yang tidak pakai masker. Untuk itu perlu kegiatan atau langkah-langkah sosialisasi prokes dan penggunaan masker,” ujar Sigit.(ant/den/ipg)