Ipda Guntur Kepala Unit Kepolisian Perairan (Polair) Polda Jawa Timur menjelaskan kepada Suara Surabaya Media tentang kronologi terbakarnya KM Gerbang Samudra di perairan Karang Jamuang, Bangkalan, Madura, Minggu (2/12/2018).
Minggu dini hari sekitar pukul 01.40 WIB kepanduan Karang Jamuang mendapat Informasi dari Surabaya tentang terbakarnya KM Gerbang Samudra I. Kepanduan itu sempat memanggil KM Gerbang Samudra I melalui radio panggil dan dijawab oleh Poleng Marine Terminal.
“Informasi itu telah diklarifikasi, KM Gerbang Samudra I terbakar di posisi 06′ 35.975 S/112′ 54.389 E. Proses penyelamatan dan evakuasi dilakukan oleh Crewboat Pan Marine XI,” katanya melalui pesan WhatsApp, Minggu sore.
Sekitar pukul 02:00 WIB Pan Marine XI menyampaikan jumlah manifes kapal yang lebih dari 100 orang. Mereka masih melakukan proses evakuasi korban. Saat itu setidaknya masih ada 6 orang yang jatuh dari kapal ke laut.
Sekitar pukul 02:05 WIB sejumlah korban yang telah dievakuasi telah ditransfer ke Kapal Kumala untuk dibawa ke Surabaya sehingga dapat menjalani perawatan di RS PHC Surabaya.
Sekitar pukul 02:15 WIB, kapal KRI 386 yang turut melakukan evakuasi menyampaikan bahwa KM Gerbang Samudra I hanyut ke arah barat dan masih terbakar. Sekitar pukul 02:25 WIB dinyatakan masih ada tiga korban kapten dan dua orang kadet perempuan belum ditemukan.
Informasi yang didapat suarasurabaya.net, api yang membakar KM Gerbang Samudra I, kapal jenis penumpang roll on – roll off (roro) di perairan Karang Jamuang, Jawa Timur, diduga berasal dari tempat parkir kendaraan di atas kapal.
Ada 15 truk besar dan 12 truk berukuran sedang di parkir kendaraan itu, juga sebuah truk tronton dan satu mobil kecil.
Selain memuat kendaraan, berdasarkan manifes kapal, ada sebenyak 130 penumpang. Saat ini, 127 orang di antaranya sudah dievakuasi petugas Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) dibantu sejumlah personel gabungan lainnya.
Sebagaimana disebutkan dalam kronologi yang disampaikan Ipda Guntur, masih ada tiga orang yang dinyatakan hilang. Satu di antaranya Captain Soelhadani Nakhoda Kapal dan dua orang kadet dari sekolah pelayaran di Surabaya. Masing-masing adalah Silka Malal Marifat dan Nurul Fadilah.(tin/den)