Sabtu, 23 November 2024

Polisi Pulangkan Mahasiswa Papua dari Asrama di Jalan Kalasan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sejumlah warga juga massa sejumlah organisasi masyarakat seperti Pemuda Pancasila berkumpul di sekitar Asrama Mahasiswa Papua saat proses evakuasi mereka oleh pihak kepolisian dan tim gabungan lainnya, Minggu (2/12/2018) petang. Foto: Putong @Jeragem via twitter @e100ss

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang berkumpul di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya dipulangkan ke tempat mereka berdomisili, Minggu (2/12/2018).

Proses pemulangan ini berlangsung sejak Minggu sore. Ratusan personel Polrestabes Surabaya, Komando Distrik Militer (Kodim), juga dari Satpol PP dan Linmas Pemkot Surabaya diterjunkan ke lokasi Asrama Mahasiswa Papua.

Sejumlah pengakses Suara Surabaya Media sejak Minggu petang melaporkan, Jalan Kalasan sempat ditutup. Seperti dilaporkan Hariyanto yang tinggal di Wisata Bukit Mas Surabaya.

“Jalan Pacar Keling ditutup, Jalan Kalasan ditutup, ada polisi banyak dan brimob,” katanya kepada Radio Suara Surabaya sekitar pukul 20.15 WIB. Kompol Sugi Hartoyo Wakil Kepala Satuan Shabara Polrestabes Surabaya melaporkan, Jalan Kalasan baru dibuka sekitar pukul 20.30 WIB.

Komisaris Besar Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya usai proses pemulangan memberikan penjelasan. Menurutnya, proses evakuasi kelompok mahasiswa AMP dari Asrama Mahasiswa Papua di jalan tersebut berlangsung lancar dan kondusif.

“Satu bus berisi 50 orang sudah kami kembalikan ke daerah Malang, karena mereka diketahui berdomisili di sana. Sedangkan sebelumnya, 103 orang kami pulangkan ke berbagai daerah dari terminal bus bungurasih. Sisanya, ada 83 orang sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing di Surabaya,” katanya.

Sementara, sekitar 13 orang mahasiswa lainnya tidak dievakuasi dan masih berada di Asrama Mahasiswa Papua, karena menurut Rudi, mereka memang berdomisili di sana.

Rudi saat proses evakuasi itu berada di lokasi bersama Hendro Gunawan Sekretaris Daerah Pemkot Surabaya juga Komandan Kodim dan perwakilan dari Polda Jawa Timur.

“Juga seluruh elemen masyarakat yang cinta NKRI turut hadir di sini. Ini keberhasilan bersama, dapat mengevakuasi mereka semua dengan lancar dan kondusif,” katanya.

Kepada wartawan dia menegaskan, pihaknya bersama Forkopimda Surabaya akan menindaktegas siapapun yang mengganggu ketertiban dan keamanan di Kota Surabaya.

“Terima kasih juga untuk teman-teman media yang turut menjaga NKRI,” katanya.

Pemulangan mahasiswa yang tergabung dalam AMP ini merupakan buntut dari aksi mereka mengenang Hari Kemerdekaan Papua Barat atas Belanda pada 1 Desember 1961 silam.

Sabtu (1/12/2018) kemarin ratusan mahasiswa AMP turun jalan aksi di Jalan Pemuda Surabaya sembari membawa berbagai atribut Papua Merdeka seperti kaos, ikat kepala, dan poster yang bergambar Bintang Kejora.

Salah satu poster yang dibawa pendemo bertuliskan There’s No Happiness In Indonesia Collonialism.

Pada saat yang sama, beberapa ormas kontra hadir menghalau massa AMP. Mereka di antaranya Pemuda Pancasila, Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKKPI), dan Laskar Merah Putih.

Setelah orasi-orasi yang dilontarkan mahasiswa Papua, sempat terjadi aksi lempar batu dan botol air mineral antara mahasiswa Papua dan kubu kontra yang terdiri dari beberapa ormas di Surabaya.

Massa aksi yang telah diminta kembali ke asrama di Jalan Kalasan, Pacar Keling, Surabaya pada 09.00 WIB juga sempat digelandang polisi ke Mapolrestabes Surabaya. Sekitar 230 mahasiswa sempat dibawa ke Mapolres Surabaya.

Beredar kabar, ada dua orang mahasiswa non-Papua yang diduga hilang. Polisi membantah mereka hilang, melainkan turut diamankan di Mapolrestabes Surabaya. Keduanya pun dipulangkan ke rumah masing-masing. Satu ke malang, satu di kawasan Surabaya.

Komisaris Besar Barung Mangera Kabid Humas Polda Jawa Timur menyebutkan, 230 mahasiswa yang dibawa ke Polrestabes bukan ditangkap. Mereka diamankan karena dianggap memprovokasi massa di luar asrama.

“Massa dari Pemuda Pancasila, Pemuda Merah Putih dan lainnya terpancing emosi dan hendak masuk ke dalam asrama karena mahasiswa papua itu meneriakkan slogan-slogan seperti Papua Merdeka yang membuat terpencing dan marah,” katanya dalam keterangan persnya.

Menurutnya, pengawalan hari ini di Asrama juga dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kericuhan seperti yang sempat terjadi di Jalan Pemuda dan di asrama itu pada hari sebelumnya. Polisi, kata Barung, sempat menyarankan agar mereka pulang ke domisili masing-masing tapi mereka tidak mau.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs