Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan merasa bersyukur, bahwa kedekatan kaum nasionalis dan kaum relijius hingga kini masih terus berjalan dengan erat.
Hal tersebut disampaikannya saat PDI Perjuangan memperingati hari lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-96 secara hybrid, Sabtu (12/2/2022).
“Begitupun hubungan PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama sangat dekat dan selalu beriringan,” kata Megawati.
Dia teringat bagaimana kedekatan Soekarno ayahandanya yang juga merupakan proklamator dan Presiden pertama RI, dengan Kiai Haji Hasyim Asyari dan Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah, serta juga banyak dengan para kiai, pendiri, serta penggerak NU lainnya.
“Dan saya, tidak akan pernah lupa, selalu ingat, Bung Karno diberi gelar oleh Nahdlatul Ulama yaitu Walliyul Amri Addharuri Bi As Syaukah, gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau yang disahkan dalam Muktamar Nahdlatul Ulama di Surabaya pada tahun 1954. Sampai sekarang gelar tersebut tidak pernah dicabut,” ungkap Megawati.
“Kedekatan Bung Karno dengan kiai dan warga Nahdliyin itu akan saya teruskan dalam tindakan dan telah saya amanatkan kepada seluruh kaum nasionalis, juga para kader dan simpatisan PDI Perjuangan,” sambungnya.
Hal inilah, Presiden kelima RI ini merasa yakin, jika PDI Perjuangan terus bersama dan beriringan dengan NU, maka bisa mengatasi ancaman bangsa.
“Karena saya sangat yakin, jika PDI Perjuangan dapat terus berjalan beriringan dengan Nahdlatul Ulama, maka segala ancaman kebangsaan kita pasti bisa diatasi. Hal tersebut tentunya juga dapat menciptakan hal-hal baik yang luar biasa, pada saat ini dan tentunya di masa yang akan datang,” kata Megawati.
“Sekali lagi, saya ucapkan, selamat hari lahir Nahdlatul Ulama. Teruslah menyebarkan Ahlus Sunnah Waljama’ah, dan Islam yang Rahmatan Lil Alamin, serta meneguhkan komitmen kebangsaan,” jelasnya. (faz/iss)