Sabtu, 23 November 2024

Owner WO: Banyak Anak Muda Pilih Acara Pernikahan Secara Adat

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Pernikahan aktor Adipati Dolken dan aktris Canti Tachril yang menggunakan konsep pernikahan adat Jawa. Foto: Instagram/cantitachril

Banyak anak muda yang masih memilih mengadakan pernikahan mereka menggunakan konsep adat istiadat, meski memang lebih banyak rangkaian acara yang harus diikuti. Hal itu disampaikan oleh Veni Laksono Owner Wedding Organizer Celtic Creative.

Veni bercerita, memang pada awalnya, permintaan menikah secara adat banyak datang dari orangtua mempelai. Namun makin ke sini, ternyata banyak anak muda memilih menggunakan konsep adat karena dianggap lebih sakral dan otentik.

“Awalnya saya skeptis, mana mau anak muda dikasih paes? Ternyata malah banyak yang minta. Jangan salah, anak muda banyak yang memilih (acara pernikahan) pakai adat,” kata Veni kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (3/2/2022).

Meskipun harus diakui, pernikahan secara adat membutuhkan biaya yang lebih mahal. Alasannya, karena acara pernikahan tidak bisa hanya dilaksanakan dalam satu hari.

Ia menyebut, dalam serangkaian acara pernikahan adat bisa memakan waktu 5-7 hari. Hal itulah yang membuat biaya pernikahan adat bisa lebih besar.

“Kenapa mahal? karena pernikahan adat butuh waktu yang panjang. Kalau mau lengkap banget, bisa 5-7 hari. Mulai dari Adep Terop, Pengajian, Siraman, Widodareni, Akad, Panggih, Temu, sampai besoknya Resepsi,” ungkapnya.

“Kecuali kalau adatnya yang simpel ya, misalnya akad, temu lanjut resepsi langsung satu hari,” tambahnya.

Pendiri WO yang bermarkas di Surabaya ini mengatakan, dari permintaan jasa pernikahan adat, pernikahan adat Jawa paling mendominasi.

“Otomatis adat Jawa banyak. Itu pun dibagi dua, adat Solo dan adat Jogja. Lebih banyak Solo sih, tapi (perpandingan) 60-40,” kata Veni.

Ia juga mengatakan, selama pandemi banyak pengantin yang mengadakan acara di gedung daripada rumah. Ini karena acara di gedung dinilai lebih aman dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Dulu kalau acara adat, lebih banyak di rumah. Konon, kalau di rumah lebih khidmat karena disitu ia dibesarkan orangtua. Tapi akhir-akhir ini, karena pandemi, acara lebih banyak diadakan di luar karena prokesnya lebih aman,” ujar perempuan yang telah berkecimpung di jasa WO selama belasan tahun tersebut.

Mengenai budget pernikahan, ia membantah jika budget yang besar adalah jaminan bahwa acara pernikahan akan bagus.

Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana mengemas acara pernikahan dengan baik. Karena acara yang disusun, direncanakan dan dieksekusi dengan baik, meski sederhana tetap akan memberikan kesan mendalam baik bagi pengantin, keluarga, maupun para tamu yang datang.

“Saya paling nggak setuju kalau ada yang bilang, budget yang banyak, acara akan bagus. Tidak. Tapi bagaimana mengemas acara tersebut dengan budget yang cukup,” kata Veni.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs