Sabtu, 23 November 2024

Pemerintah Siap-Siap Cabut ‘Selang Infus’ Seiring Ekonomi Indonesia Mulai Membaik

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan (Menkeu) saat memberikan arahan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional IV DJP di Kantor Pusat DJP Jakarta, Senin (27/12/2021). Foto: Kemenkeu

Selama dua tahun yakni 2020 dan 2021, pemerintah berusaha mendongkrak ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Pemerintah berusaha memberikan stimulus-stimulus di berbagai bidang demi memperbaiki sektor ekonomi. Memasuki tahun ketiga atau 2022 ini, ekonomi sudah mulai membaik, sehingga pemerintah mulai siap-siap untuk mencabut ‘selang Infus’ di bidang ekonomi tersebut.

Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan menjelaskan, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mulai mendisain langkah-langkah untuk exit strategy (strategi keluar) dari kondisi yang extra-ordinary (tidak biasa).

“Jadi kita akan mulai merancang dan melaksanakan langkah-langkah keluar dari situasi extra ordinary ini, baik itu dari fiskal, moneter dan tadi juga dari OJK yang memberikan berbagai policy-policy regulatory forbearance,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), Rabu (2/2/2022).

Exit strategy ini, kata Menkeu, akan di rancang secara sangat hati-hati dan berdasarkan data, sehingga mampu membuat tidak hanya respons tapi juga antisipasi secara akurat, kredibel dan sustainable (berkelanjutan).

“Tentu exit strategy juga akan dilakukan seiring dengan penguatan pemulihan ekonomi nasional dan dinamika global yang terjadi,” tegasnya.

Menurut Sri Mulyani, KSSK akan semakin memperkuat koordinasi dan sinergi ini, sehingga pada tahun 2022 akan terus melakukan kalibrasi dari kebijakan moneter, fiskal untuk bisa menjaga pemulihan ekonomi nasional dari dampak negatif maupun risiko yang berasal dari faktor global.

“Keselarasan kebijakan fiskal dan moneter akan terus diperkuat melalui sinkronisasi kebijakan makroprudensial, mikroprudensial dan dari sisi penjaminan simpanan,” tegas Menkeu.

Menkeu mengatakan, jenis dan dinamika di dalam perekonomian dan kondisi domestik Indonesia sendiri pada periode awal, perspektif kebijakan KSSK adalah bagaimana tetap menjaga stabilitas sistem keuangan. Dan pada saat yang sama mendukung atau men-support daya beli masyarakat yang mengalami tekanan akibat pandemi serta mendukung ketahanan dunia usaha menghadapi pukulan akibat pandemi.

Maka, kata Sri Mulyani, pada tahun ke-2 atau 2021 dari kondisi pandemi Covid-19, KSSK melakukan kalibrasi dan penyesuaian kebijakan yang diarahkan pada tidak hanya resiliensi atau menciptakan daya tahan namun mulai mendukung dan mendorong pemulihan ekonomi.

“Jadi kalau tahun 2020 karena dalam sosok yang pertama adalah lebih dalam kondisi defensif dan menjaga stabilitas, maka pada 2021 sudah lebih kepada statusnya mendorong dan mempercepat dan memperkuat pemulihan ekonomi,” ungkap Sri Mulyani.

Kata dia, tahun 2022 upaya percepatan pemulihan ekonomi ini akan terus dilakukan dengan mewaspadai berbagai potensi yang berubah kondisinya akibat proses pemulihan ekonomi maupun adanya perkembangan-perkembangan risiko yang baru.

“Seperti efek rambatan dan juga kompleksitas kebijakan yang memunculkan spillover atau rambatan antar negara yang muncul akibat proses pemulihan ekonomi antarnegara yang tidak merata kecepatannya, maupun dari sisi level pemulihannya. Munculnya tekanan inflasi dan juga terjadinya supply destruction ini menimbulkan kompleksitas lingkungan kebijakan yang akan terus dipantau diwaspadai dan direspon oleh KSSK,” jelasnya.

Menkeu menegaskan, kompleksitas kebijakan antar negara ini, baik pada sisi moneter maupun dari sisi fiskal dan juga dari sektor keuangan yang berpotensi menimbulkan dinamika arus modal antar negara, juga dapat berpotensi memberikan pengaruh pada volatilitas nilai tukar dan juga dinamika di pasar keuangan.

“Ini yang menjadi core atau inti dari fokus KSSK pada tahun 2022 ini dan ke depan,” pungkas Menkeu.(faz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs