Ridwan Mubarun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya mengatakan, Hotel Asrama Haji yang digunakan sebagai sarana fasilitas karantina pasien Covid-19 oleh Pemkot sedang diperbaiki sejak bulan Januari 2022.
“Ketika digunakan sejak Mei 2020 sampai Covid-19 melandai kemarin kita gak sempat melakukan perbaikan. Ternyata di bulan Januari ketika perbaikan dilakukan, muncul varian Omicron yang cepat penularannya sehingga banyak yang diisolasi. Dari awal Januari sudah perbaikan sampai sekarang,” kata Ridwan kepada Suara Surabaya, Selasa (1/2/2022).
Ia juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pasien yang sedang menjalani karantina karena proses perbaikan ini.
Ridwan menjelaskan, saat ini proses perbaikan dilakukan di dua gedung yang disewa Pemkot Surabaya yaitu gedung Zamzam dan Shofa.
“Zamzam (proses) perbaikan. Shofa juga perbaikan, belum terima pasien. Zamzam kamarnya bagus cuma di luar banyak yang harus diperbaiki, makanya digunakan untuk karantina. Shofa secara keseluruhan bagus, kamarnya yang perlu diperbaiki karena AC-nya banyak yang mati. InsyaAllah Februari bisa menggunakan Shofa untuk menerima pasien,” jelasnya.
Sedangkan untuk lift yang rusak, Ridwan mengaku juga sedang proses perbaikan karena dibutuhkan teknisi khusus untuk menanganinya.
“Lift belum selesai karena perlu teknisi khusus dan perlu uji coba. Kalau sudah dinyatakan selesai diperbaiki, perlu uji coba lagi. Memang agak lama lift perbaikannya,” kata Ridwan.
Dia pun mengaku meski sedang proses perbaikan, Hotel Asrama Haji tidak bisa ditutup dan berhenti melakukan karantina.
“Kita merenovasi beberapa yang rusak tapi tetap gak boleh nutup. Kalau kita tutup, semua isolasi mandiri di rumah, kita tidak lakukan pemantauan dan tidak punya data yang valid. Kalau kita punya data, kita bisa melakukan analisa dalam penanganan Covid-19 di Surabaya,” tuturnya.
Sementara itu Mahfud Sekretaris Komisi B Kota Surabaya mengatakan, dalam kasus ini Pemkot seharusnya bisa mencari alternatif karantina lain saat HAH direnovasi.
“Kalau memang HAH tidak layak untuk isolasi ya jangan dipakai. Jangan terus beralasan ini sedang renovasi dan harus paralel. Kalau masih renovasi ya renov saja wong masih banyak hotel lain yang bisa ditempati,” kata Mahfud saat mengudara di Radio Suara Surabaya.
Agar kasus serupa tidak terjadi lagi ke depannya, pihaknya akan memanggil dinas yang berkaitan untuk meminta penjelasan.
“Ini nanti harus dipanggil, kita hearing Dinas Kesehatan dan BPBD gimana langkah antisipasinya. Jangan terus warga yang dikorbankan,” pungkasnya.
Sebelumnya, seorang warganet mengeluhkan fasilitas karantina Covid-19 yang dijalaninya di Hotel Asrama Haji Surabaya melalui media sosial Twitter.
Sang pemilik akun @swimmin_dory menyesalkan dirinya yang dipaksa karantina di fasilitas yang dinilainya tidak jelas, tidak higienis, dan alurnya tidak transparan.
“Twitter please do your magic, sedih bgt dipaksa karantina di fasilitas yg ga jelas, ga higienis dan alur tidak clear,” tulis akun tersebut pada Senin (31/1/2022).(dfn/rst)