Sabtu, 23 November 2024

Cerita Ibu-Ibu PKK Menggerakkan Warga Agar Aktif Mempercantik Sungai

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Warga Desa Candinegoro melantangkan yel-yel setelah desa mereka diumumkan sebagai desa terbaik dalam Program Sido Resik, di Alun-Alun Sidoarjo, Minggu (30/1/2022). Foto: Denza/suarasurabaya.net

Desa Candinegoro di Kecamatan Wonoayu meraih penghargaan utama sebagai desa terbaik di ajang Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali (Sido Resik), Minggu (30/1/2022).

Meski memiliki warisan budaya Kerajaan Majapahit berupa Candi Dermo, upaya revitalisasi sungai di desa ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

“Di Candinegoro ini kami memulai dari nol,” ujar Lailatus Syifa Kader PKK yang turut menggerakkan warganya berbenah dalam rangka program Sido Resik.

Setidaknya ada 25 orang ibu-ibu di desa itu yang tergabung sebagai Tim Penggerak PKK yang menginisiasi gerakan bersih-bersih kali dalam waktu relatif singkat.

“Sejak pengumuman tanggal 5 (Januari 2022) itu kami bergerak. Kami rangkul semua warga, juga ormas. Termasuk Fatayat, Muslimat, juga IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama),” katanya.

Benar saja, di awal-awal mereka bergerak, sekitar tiga pekan yang lalu, warga sempat menunjukkan sikap yang sedikit acuh dan kurang antusias dengan aktivitas di sungai.

Sebab, kata perempuan yang akrab disapa Syifa itu, untuk mempercantik sungai dalam waktu singkat, memang diperlukan waktu yang cukup luang.

Sementara, sebagian besar warga di Desa Candinegoro setiap harinya memang sibuk dengan aktivitas bekerja maupun aktivitas lain di luar desa.

“Untungnya, teman-teman di ormas seperti Fatayat, Muslimat, juga anak-anak IPNU itu benar-benar antusias membantu kami bekerja bakti,” ujarnya.

Strateginya, di awal mereka menginisiasi revitalisasi sungai itu, para ibu-ibu PKK itu menargetkan yang penting sungai di sekitar Candi Dermo itu bersih dulu.

Warga yang setiap hari beraktivitas sebagai pelaku UMKM di sekitar tempat wisata Candi Dermo pun mulai ikut bergerak. Hingga akhirnya sungai terlihat bersih.

“Baru ketika sungai itu terlihat bersih, tidak ada sampah sama sekali, warga lainnya akhirnya sadar: ternyata enak, ya, kalau sungai bersih. Mereka akhirnya antusias ikut kerja bakti dan hampir setiap hari,” ujarnya.

Mulai dari mengecat tanggul sungai dan jembatan, memasang banyak lampu di banyak tempat, menanam tanaman toga dan membangun taman, warga melakukannya bersama-sama dan sukarela.

Dukungan juga datang dari Pemerintah Desa setempat. Dengan dana bantuan dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pengadaan sejumlah wahana wisata baru mereka lakukan.

Mulai dari spot foto selfie, sampai pengadaan wahana wisata air berupaya perahu berbentuk bebek semakin melengkapi kecantikan sungai di sekitar Candi Dermo itu.

“Sekarang hampir setiap hari, bahkan setiap jam, ada saja pengunjung yang datang karena ingin tahu. Karena sungai kami jadi semakin cantik dan menarik,” katanya.

Tidak sekadar kerja bakti. Inisiatif para ibu-ibu PKK di Desa Candinegoro justru meraih capaian yang paling penting. Kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan sungai.

penggerak-pkk-desa-candinegoro
Lailatus Syifa Kader Sido Resik Desa Candinegoro menangis bahagia di atas panggung ketika desanya diumumkan sebagai juara pertama program Sido Resik. Foto: Denza suarasurabaya.net

Syifa meyakinkan, sudah tidak ada lagi warga di desanya yang membuang sampah ke sungai. Dengan edukasi tambahan, mereka justru sadar memilah sampah organik dan non organik sejak dari rumah.

“Karena sebenarnya di desa kami ini sudah ada bank sampah. Sekarang warga jadi semakin sadar, sampah basah dan kering itu harus dipilah, dan bisa menghasilkan uang,” katanya.

Kesadaran warga itu semakin terlihat ketika mereka menjadi semakin aktif menghalau warga dari luar yang kedapatan membuang sampah sembari berangkat bekerja ke sungai.

“Justru yang sekarang ini masih buang sampah ke sungai ini warga dari luar. Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Akhirnya warga meneriaki orang itu. Ya, ini jadi tantangan kami juga,” ujarnya.

Ibu-ibu PKK di Desa Candinegoro, juga sejumlah desa lainnya yang akhirnya berhasil meraih penghargaan di ajang Awarding Sido Resik di Alun-Alun Sidoarjo jadi contoh nyata.

Revitalisasi sungai yang tadinya kumuh, kotor, dan penuh sampah, sebenarnya sangat bisa dilakukan dalam waktu relatif singkat asalkan semua warga di desa setempat turut bergerak.

“Intinya persatuan dan kekompakan warga. Kalau tidak dilakukan bersama-sama, tidak mungkin kami bisa mempercantik sungai itu dalam waktu kurang dari tiga minggu,” kata Syifa.

Inilah tujuan utama Program Sido Resik yang diinginkan Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo dan Sa’adah Muhdlor Ali Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo.

Nuansa kompetitif yang terbangun dalam gerakan Sido Resik sebenarnya untuk memantik kesadaran warga soal pentingnya kebersihan sungai di lingkungan mereka.

Sebagaimana yang terjadi pada sejumlah desa peraih penghargaan, sungai yang cantik pada akhirnya mengundang orang untuk datang berkunjung, dan hasilnya menjadi nilai ekonomi bagi desa.

Dengan kebersihan sungai itu juga, potensi-potensi bencana seperti banjir yang masih kerap terjadi di sejumlah desa di Sidoarjo ketika musim hujan datang bisa diminimalisir bersama.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs