Apa faktor yang membuat Anda memutuskan untuk memilih tempat A sebagai destinasi liburan? Apakah karena review-nya yang memuaskan? Banyak pilihan atraksi yang ditawarkan di sana? Atau justru karena viral di media sosial?
Ternyata, menurut Devi Destiani Andilas Dosen Creative Tourism UK Petra Surabaya, faktor ketiga, yaitu media sosial jadi pendorong terbesar seseorang saat memilih tempat liburan.
Devi menjelaskan, ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal di antaranya kebutuhan individu yang berbeda-beda.
“Ada orang yang ingin aktualisasi diri, ada yang FOMO (Fear of Missing Out), dan ada yang ingin coba-coba,” kata Devi saat dihubungi Radio Suara Surabaya, Kamis (27/1/2022) malam.
Lalu dari faktor eksternal, menurutnya lebih banyak lagi yang mempengaruhi.
“Namun yang utama atraksi yang menarik di sana apa, aksesibilitasnya gampang nggak? Belum lagi promosi dari berbagai aplikasi. Belum lagi dari sosial media, karena berdasarkan data sensus penduduk Indonesia, 27,9 persen gen Z dan 25 persen milenial. Mereka sangat dekat dengan gadget dan bermain sosial media. Pengaruh itu juga besar, malah kadang pengaruh eksternal lebih besar dari internal dalam mengambil keputusan,” ungkapnya.
Pengaruh media sosial begitu besar bila dikaitkan dengan kebutuhan aktualisasi diri dan FOMO.
Selain itu, pengaruh aplikasi liburan yang saling perang harga berlomba-lomba menjadi yang paling murah juga menambah besar faktor eksternal seseorang.
“Gak bisa dipungkiri kalau masyarakat Indonesia tipe yang sensitif harga. Aplikasi memberikan berbagai kemudahan dan promo menarik karena nggak jarang kalau lewat aplikasi lebih murah daripada walk in,” kata Devi.
Dalam memilih destinasi liburan, Devi menyarankan untuk memilih tempat yang outdoor atau semi outdoor karena saat ini masih dalam suasana pandemi, yang menerapkan physical distancing dan protokol kesehatan serta bersertifikat Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) (CHSE ).
Dia pun berpesan agar esensi liburan yaitu mengisi dan me-refresh pikiran dan badan, sebaiknya kesampingkan dulu gawainya.
“Sekalian detox sosial media, karena nggak bisa dipungkiri gawai jadi distorsi paling besar seseorang,” ujarnya.
Terakhir, pilih tempat liburan yang benar-benar disukai.
“Bukan karena keinginan untuk bersaing dengan teman (di sosial media),” pungkasnya.(dfn/ipg)