Sabtu, 23 November 2024

Dinkes Ungkap Angka Stunting di Surabaya Turun Drastis

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Peringatan Hari Gizi Nasional, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Gebyar Lomba Bersama Wujudkan ‘Surabaya Emas’ di halaman Taman Surya, Rabu (26/1/2022). Foto: Dinas Kominfo Surabaya

Selang dari tiga bulan angka stunting di Kota Surabaya mengalami penurunan, hal ini disampaikan Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya.  Nanik mengatakan data pada Oktober 2021 lalu angka stunting di Kota Surabaya total ada 5.727 anak balita. Kemudian tidak sampai akhir tahun 2021, jumlah stunting mampu diatasi hingga turun menjadi 1.785.

“Dari data 1.785 di 31 Desember 2021, kemarin kita sudah turunkan lagi menjadi 1.657. Ini akan kita ikuti perkembangannya sampai 31 Januari,” kata Nanik.

Hingga saat ini, Nanik terus mengupayakan stunting di Kota Surabaya bisa nol kasus selama tiga bulan ke depan. Menurutnya, penanganan stunting itu lebih kompleks, oleh karena itu dia mengupayakan menurunkan angka stunting melalui cara pendekatan dan penyuluhan ke masyarakat bersama kader kesehatan.  “Karena untuk menurunkan ini (stunting) kan tidak bisa cepat, kita terus upayakan agar tercapai nol kasus,” ujarnya.

Menanggapi persoalan stunting, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan penanganan stunting di Kota Pahlawan, menjadi salah satu konsen di tahun ini. Oleh sebab itu, ia menginstruksikan jajaran Dinkes Surabaya, camat, lurah, PKK serta kader kesehatan untuk gerak cepat menangani stunting.  Eri menyarankan, agar jajaran Dinkes Surabaya, camat, lurah, PKK dan kader kesehatan melakukan pengecekan secara rutin dan pendampingan ke rumah-rumah warga untuk mencegah stunting.

“Saya tidak akan pernah membangun suatu yang monumental di Surabaya, tapi yang saya bangun adalah generasi mudanya. Ini sudah menjadi tugas saya dan Pak Armuji kedepannya,” kata  Eri Cahyadi di acara Gebyar Lomba Bersama Wujudkan ‘Surabaya Emas’ (Eliminasi Masalah Stunting) di halaman Taman Surya dalam rangka Peringatan Hari Gizi Nasional, Rabu (26/1/2022).

“Saya tugaskan kepada Kadinkes untuk mendata setiap anak yang lahir di Surabaya. Kapan pun itu harus tahu jumlahnya, begitu juga kepada para Kepala Puskesmas dan Kader Kesehatan untuk memantau warganya, tetangga atau saudaranya, kalau ada kekurangan tolong disampaikan segera. Insya allah tidak ada lagi yang namanya stunting,” tegasnya.

Sementara itu, Sjamsul Arief Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim menjelaskan, agar tidak ada lagi stunting di Surabaya, yang harus dilakukan oleh pemkot adalah melakukan pendataan secara akurat. Mulai dari data kelahiran hingga anak yang berusia kurang dari enam bulan.

“Karena masalah stunting itu timbul berawal dari anak berusia enam bulan. Setelah itu, diikuti perkembangannya seperti apa oleh setiap kader kesehatan dan PKK,” kata Sjamsul.

 Pihaknya pun mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang telah bekerja keras mengurangi angka stunting dengan lomba Surabaya Emas. Dia berharap, kegiatan ini bukan hanya sekadar seremonial, akan tetapi bisa digelar secara berkelanjutan.

 “Sistemnya dan mekanismenya harus bagus, mulai dari Wali Kota-nya, camat, lurah, kader dan PKK-nya itu harus bagus. Sehingga, stunting bisa segera diatasi dengan baik,” harapnya. (man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs