Menjelang Perayaan Natal 2018, K.H.Hidayatullah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya mengimbau kepada seluruh masyarakat Surabaya agar memahami betul makna satu bangsa dan satu Tanah Air Indonesia. Ia mengatakan, meskipun berbeda agama, masyakarat harus tetap saling menghargai dan menghormati.
“Sehingga masyarakat Surabaya bisa kondusif sesuai harapan semuanya. Jika situasi kondusif, kita bisa beribadah dengan nyaman, bekerja dan beraktivitas dengan nyaman,” kata K.H. Hidayatullah seusai menghadiri acara Temu Polrestabes Surabaya dengan Pengurus Gereja se-Kota Surabaya di Mapolrestabes Surabaya pada Selasa (4/12/2018).
Hal senada juga disampaikan oleh Pdt. Yefta Hadi Sugianto pengurus Sinode Gereja Pentakosta se-Jawa Timur. Ia mengatakan, masyarakat Surabaya memiliki toleransi yang begitu baik. Ia bahkan turut mendoakan ormas-ormas agama dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang telah membantu dan turut menjaga kondusifitas di kota Surabaya setiap menjelang perayaan hari besar agama.
Ia juga mengucap terimakasih pada ormas Islam seperti GP Anshor dan ormas lain yang sudah ikut menjaga keamanan setiap hari Natal.
“Itu adalah bagian dari toleransi yang sejak awal Founding Father sudah pikirkan,” katanya.
Ia menyebut, toleransi adalah salah satu hal yang memperkuat negara Indonesia, terkhusus di Kota Surabaya. (bas/dim/ipg)