Sabtu, 23 November 2024

Pekerja Migran yang Terkendala Bahasa Jepang Bakal Diminimalisir di LPKS Unusa

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Penandatanganan MoU antara Unusa dengan Koba Mirai Jepang untuk persiapan pekerja migran Indonesia ke Jepang. Foto: Humas Unusa

Selama ini tenaga kerja asal Indonesia banyak dibutuhkan di Jepang karena dinilai santun dan terampil. Hanya saja peluang ini terkendala pekerja migran asal Indonesia yang kurang menguasai bahasa Jepang. Untuk meminimalisir hal itu, Koba Mirai Jepang gandeng LPKS Univeritas Nadhlatul Ulama Surabaya (Unusa) bakal menggelar pelatihan demi menyiapkan pekerja migran terampil bahasa dan budaya Jepang.

Tomonori Kobayashi CEO Koba Mirai Group menjelaskan tentang kebutuhan Jepang terkait dengan tenaga kerja pada bidang spesified skill worker (SSW). Dalam lima tahun ke depan ada sekitar 345ribu lebih tenaga kerja dibutuhkan oleh Jepang dan disalurkan pada 14 bidang industri.

“Dari jumlah tersebut sebanyak 60ribu adalah tenaga kerja di bidang perawat. Koba Group sebagai satu di antara lembaga penyalur tenaga kerja berharap banyak pada Unusa yang memiliki program studi keperawatan dan kebidanan,” terang Tomonori Kobayashi, Selasa (18/1/2022).

Kobayashi sapaan Tomonori Kobayashi mengungkapkan, jika pekerja migran Indonesia lebih disukai orang Jepang dibanding tenaga kerja dari Vietnam dan Pilipina, alasannya karena tenaga kerja dari Indonesia mempunyai sikap yang santun dan memiliki cara berpikir yang kritis.

“Kendala utama pekerja migran Indonesia adalah soal kemampuan berbahasa Jepang. Karena itu, Koba Group melalui kerja sama dengan LPKS Unusa, menyiapkan calon pekerja migran dalam hal penguasaan bahasa dan pengenalan budaya Jepang,” kata Kobayashi.

Ditambahkan Kobayashi bahwa Koba Group secara spesifik akan menyiapkan kursus Bahasa Jepang sesuai dengan kebutuhan industri Jepang. Selain dapat menempatkan alumni Unusa di Jepang, Koba juga menawarkan program magang bagi mahasiswa selama 3 sampai 6 bulan hingga satu tahun.

Achmad Jazidie Rektor Unusa yang juga alumni Hirosima University, menyambut baik tawaran yang disampaikan oleh Koba Mirai. Unusa, kata Jazidie memang telah mempersiapkan para lulusannya untuk bisa mengisi lapangan pekerjaan di luar negeri, tidak hanya ke Jepang. Karena itu beberapa kemampuan berbahasa yang sering menjadi kendala mulai ditawarkan kepada para mahasiswa.

“Untuk peluang bekerja di Jepang, Unusa juga telah menjalin keja sama dengan Jepang Foundation dalam hal menambah dan mengasah kemampuan Bahasa Jepang, ” papar Jazidie.

Sementara itu ditambahkan Budiraharjo Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Provinsi Jawa Timur menyampaikan, MoU antara Unusa dengan Koba Mirai Jepang, tidaklah salah, karena memang selama ini, Koba Group adalah satu di antara penyalur tenaga kerja ke negeri Sakura yang sudah berpengalaman dan dipercaya.

“Jadi kami mewakili pemerintah Jatim dalam hal ini Disnakertran ikut mendampingi penandatanganan MoU ini sebagai bagian dari dukungan nyata dan menjadi saksi jika Koba Mirai adalah satu diantata penyalur tenaga kerja ke Jepang yang dipercaya. Jaminan ini perlu agar pekerja migran kita di sana mendapatkan perlindungan,” pungkas Budiraharjo.

MoU antara Unusa dan Koba Mirai Group ditandatangani Prof Dr Ir Achmad Jazidie., M.Eng., Rektor Unusa dengan Lisa Heriyati Direktur Koba Mirai Group disaksikan Tomonori Kobayashi CEO Koba Mirai Group dan Budiraharjo dari Disnakertrans Provinsi Jawa Timur.(tok/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs