Nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk demam berdarah dengue (DBD) dikenal sebagai jenis nyamuk ‘elite’ karena menyukai tempat yang bersih. Namun berdasarkan penelitian tim Universitas Airlangga (Unair), ternyata nyamuk DBD juga mengalami pergerakan.
Hal ini disampaikan Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya. “Dulu nyamuk DBD lebih memilih tinggal di kubangan air yang bersih tidak akan ditemukan di air genangan kotor,” jelas Nanik saat memberikan keterangan kepada media di Kantor Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Selasa(18/1/2022).
Nanik mengungkapkan penelitian terbaru nyamuk DBD juga suka tempat kotor. “Pergerakan nyamuk DBD tidak hanya di air yang tenang dan bersih, sekarang di air yang kotor pun mereka juga bisa berkembang biak,” paparnya.
Untuk itu ia mengingatkan masyarakat harus sadar dengan genangan air baik bersih maupun kotor.“DBD seperti sudah agenda tahunan, kita selalu bertempur dengan penyakit DBD, jadi dengan situasi hujan lalu meningkatkan potensi meningkatnya kasus,” kata Nanik.
Nanik menjelaskan bahwa kasus terkonfirmasi DBD di bulan Januari 2022 sampai saat ini, telah terjadi sebanyak delapan kasus DBD di Surabaya, sedangkan tahun 2021 ada sembilan kasus pada bulan Januari.
Kata Nanik yang harus diwaspadai adalah adanya peningkatan kasus beberapa hari ke depan. “Kita harus waspada banyak juga kasus dalam penyelidikan masih belum kita diagnosa sebagai DBD karena gejala mirip DBD tapi belum dipastikan itu DBD,” ujarnya.(man/ipg)