Sabtu, 23 November 2024

Ada Kisah Budaya Ngelembur di Buku “Jejak Listrik di Tanah Raja”

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Acara bedah buku, Jejak Listrik di Tanah Raja, di Gedung Graha Pena lantai 4, Jawa Pos News Room,Sabtu (15/1/2022). Foto: Manda Roosa suarasurabaya.net

Eko Sulistyo, Komisaris PLN mengungkapkan kajian Kelistrikan masih didominasi pendekatan teknis dengan narasi rumus-rumus dan perhitungan yang mengerutkan dahi.

“Padahal kehadiran listrik mempercepat kemajuan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, termasuk emansipasi politik dan ideologi,” katanya di Gedung Graha Pena lantai 4, Jawa Pos News Room, Sabtu (15/1/2022).

Dia sampaikan itu dalam acara Bedah Buku “Jejak Listrik di Tanah Raja” yang dia tulis.

Buku “Jejak Listrik di Tanah Raja”, menurutnya, menyajikan sejarah kelistrikan di Vorstellonden atau wilayah kekuasaan di Surakata.

“Bahkan sejarawan Rudofl Mrazek lewat bukunya Engineers of Happy Land sempat menyinggung kehadiran listrik di Hindia Belanda dan menghubungkannya dengan fajar nasionalisme, Bumi Putera pada abad ke 20. Yang disebutnya sebagai Cahaya–Cahaya Baru dan Lampu-Lampu yang Muncul Setiap Hari,” kata lulusan Sejarah Fakultas Sastra UNS itu.

Acara bedah buku “Jejak Listrik di Tanah Raja” juga menghadirkan sejumlah narasumber seperti Gong Matua Hasibuan Direksi PT. PJB, dan Prof. Dr. Purnawan Basundoro, SS, M.Hum dari Universitas Airlangga. Foto: Manda Roosa suarasurabaya.net

Eko juga mengungkapkan, buku “Jejak Listrik di Tanah Raja” yang menggambarkan listrik dan kolonialisme di Surakarta pada 1901 hingga 1957.

Bahkan pada bab ke-empat secara khusus dibahas Kota Solo dengan segala fenomenanya, seperti lahirnya Budaya Perkotaan, Budaya Ngelembur, Fenomena Angkringan, Trem Listrik, Radio, juga budaya Menari di Belanda.

“Banyak hal menarik diungkap mulai dari kehadiran pabrik listrik yang dimotori penguasa kerajaan, Kasunanan dan Mangkunegaran, munculnya budaya perkotaan akibat listrik, sampai pendirian pembangkit listrik oleh Mangkunegara VII yang mencerminkan kemandirian bangsa jauh sebelum Indonesia merdeka,” kata Eko.

Buku Jejak Listrik di Tanah Raja diterbitkan Kepustakaan Populer  Gramedia setebal 278 halaman, terdiri dari enam bab.

Acara bedah buku ini juga menghadirkan beberapa narasumber di antaranya Gong Matua Hasibuan Direksi PT. PJB, juga Prof. Dr. Purnawan Basundoro, SS, M.Hum dari Universitas Airlangga.(man/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs