Kadishub Bantah Surabaya Kota Termacet, Ini Alasannya

INRIX, lembaga survei data lalu lintas merilis hasil analisis bahwa Surabaya jadi kota termacet di Indonesia. Tunjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya mempertanyakan hasil survei itu.

Menurut Tunjung, kondisi yang terjadi di Kota Pahlawan tidaklah seperti yang disebutkan dalam survei itu.

“Kondisi kota Surabaya saat ini cukup baik ditandai dengan data-data yang kami dapat. Bukan kota termacet di Indonesia,” kata Tunjung dalam konferensi pers di kantor humas Pemkot Surabaya, Jumat (14/1/2022).

Dia menjelaskan, kondisi lalu lintas di Surabaya cukup baik ditandai dengan survei berbagai data yang diterima Dinas Perhubungan Kota Surabaya yang menyebutkan rasio kepadatan kendaraan di Surabaya hanya 0,6.

Dalam rasio ini, kata Tunjung, situasi kemacetan di Kota Pahlawan dia klaim masih cukup bagus. Masih berada dalam batas tingkat kepadatan normal atau tidak macet total.

“Kendaraan yang lewat masih bisa ditampung dengan kapasitas jalannya,” ujarnya.

Tunjung pun mempertanyakan hasil survei itu. Apalagi angka yang ada di dalam survei disebut terjadi 63 jam kemacetan per tahun di Surabaya.

Berarti jika dihitung selama 1 hari ada 10 menit yang hilang diambil dalam jam puncak.

“Bila ditotal satu tahun terjadi kemacetan selama 63 jam, jika dihitung selama 1 hari, kemacetan terjadi selama 10 menit dari jam puncak. Katakanlah kalau 1 hari ada 2 jam puncak berarti dibagi 2. Kalau diambil 1 jam puncak berarti 10 menit. Berarti orang membuang waktu 10 menit di atas jam sibuk,” katanya.

Dia menyebutkan, macet selama 10 menit itu masih wajar. Tunjung juga mengakui sudah mengkonfirmasi hasil survei itu kepada pihak yang bersangkutan.

Namun sampai saat ini masih belum ada tanggapan. “Mereka masih belum bisa dihubungi sampai sekarang,” ujarnya.(man/den)