Bambang Soesatyo Ketua DPR RI mengaku sangat prihatin mendengar kabar terbunuhnya puluhan orang pekerja proyek di Kabupaten Nduga, Papua, beberapa hari yang lalu.
Legislator Partai Golkar itu juga mengutuk keras aksi biadab yang diduga dilakukan oleh anggota Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Maka dari itu, Bambang Soesatyo meminta TNI dan Polri mengerahkan pasukan elitenya untuk menumpas gerakan separatis yang sudah terang-terangan mengganggu keamanan.
“DPR mendorong penegak hukum dan pihak keamanan tidak bertindak tanggung-tanggung. Turunkan pasukan elite yang ada. Yang penting selamatkan bangsa ini, selamatkan rakyat kita, jangan sampai ada korban jatuh lagi berapa pun ongkosnya,” ujarnya usai bertemu Joko Widodo Presiden, Rabu (5/12/2018), di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Ketua DPR menilai, aksi kelompok bersenjata itu sangat biadab seperti halnya kejahatan terorisme, dan tidak bisa dianggap persoalan sepele.
Lebih lanjut, politisi yang akrab disapa Bamsoet itu mengingatkan aparat keamanan memperhatikan hak asasi manusia (HAM) dalam upaya melaksanakan tugasnya.
“Tapi, urusan negara dan keselamatan masyarakat, penegak hukum mau pun pasukan harus bertindak tegas, keras. Urusan HAM kita bicarakan setelah masalah selesai,” tegasnya.
Seperti diketahui, aksi teror OPM terhadap pekerja PT.Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (1/13/2018), mengakibatkan 20 orang meninggal dunia.
Dari 20 orang korban, sebanyak 19 orang merupakan pekerja. Sedangkan seorang lagi anggota TNI yang sedang bertugas menjaga keamanan di daerah tersebut.
Dugaan sementara, para pekerja itu dibunuh karena seorang di antaranya mengambil foto perayaan ulang tahun Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, di dekat jembatan yang masuk dalam proyek Jalan Trans Papua. (rid/tin/rst)