Varian COVID-19 Omicron dapat menyebabkan pasien mengalami gejala yang hanya terjadi di malam hari. Dokter di Inggris mengeklaim, varian ini menyebabkan beberapa orang banyak berkeringat di malam hari.
Dr. Amir Khan dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebutkan, di antara lima pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Omicron, salah satunya mengalami gejala menonjol karena hanya muncul di malam hari.
Dia mencatat, seperti dilansir Medical Daily, dikutip Antara, Senin (3/1/2021), berkeringat di malam hari bisa menyebabkan pasien bangun dan berganti pakaian.
Ini bukan pertama kalinya para ahli mengamati keringat berlebih di malam hari pada pasien Covid-19 Varian Omicron.
Pada Desember lalu, sekelompok peneliti mencatat, sebanyak 114 orang dari 212 peserta studi melaporkan, banyak berkeringat sementara 102 dari mereka melaporkan berkeringat pada malam hari saat memerangi virus.
Sementara itu, penelitian berbeda diterbitkan Rumah Sakit Guizhou University beberapa waktu lalu menunjukkan, keringat malam bisa jadi gejala pertama pneumonia Covid-19.
Namun, laporan ilmiah itu tidak didukung bukti yang luas sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung apa yang peneliti temukan.
Meski demikian, beberapa ahli medis sejak itu mengakui, keringat malam merupakan salah satu gejala infeksi Covid-19, khususnya Varian Omicron.
“Ini penting, dan penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala ini. Jika kita ingin melacak Omicron dan melacaknya di seluruh dunia, kita harus bisa menguji orang-orang dengan gejala ini,” kata Dr. Khan seperti dikutip dari New York Post.
Dibandingkan dengan varian Delta, Omicron dikatakan hanya menyebabkan Covid-19 bergejala ringan seperti tenggorokan gatal, nyeri otot ringan, kelelahan ekstrem, batuk kering, dan keringat malam.
Hal senada diungkapkan Dr. Angelique Coetzee, dokter Afrika Selatan yang pertama kali membunyikan alarm varian Omicron. Dia bilang, sebagian besar pasien Omicron menunjukkan gejala yang sangat ringan dari infeksi.(ant/tin/den)