Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Mesin dan Manufaktur Universitas Surabaya (Ubaya) menunjukkan cara belajar yang asyik tentang Aerodinamika dengan menggunakan water rocket. Water rocket yang dimaksud merupakan jenis roket yang dirancang menggunakan botol minuman ringan yang dapat meluncur akibat adanya air dan tekanan udara yang diberikan.
Tim mahasiswa Prodi Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya tersebut berhasil memborong juara 1, 2 dan 3 dalam water rocket competition yang diselenggarakan oleh Itenas Bandung. Mereka mampu menyisihkan puluhan tim dari perguruan tinggi swasta (PTS) dan perguruan tinggi negeri (PTN) ternama di Indonesia.
Mahasiswa Prodi Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya yang terlibat dalam pembuatan water rocket dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok juara pertama bernama Tim Victory Seeker dengan anggota yaitu Andreo, Devin Tio, Justyn Joseph, dan Lay Richii. Kemudian ada kelompok juara kedua yaitu Tim NTB terdiri dari Damario Putra, Bryan Bagas, Angelo Franklyn, dan Patrick. Sedangkan kelompok juara ketiga bernama Tim Geng Kapax dengan anggota yaitu Laksana Ramadhan, Rozan Fauzi, Deviano, dan Setyabudi Koroh.
Selama pembuatan water rocket dan launcher, mahasiswa didampingi oleh Herman Susanto, S.T., M.Sc., dosen pembimbing. Kata Herman, kompetisi seperti ini adalah kesempatan yang bagus bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari di mata kuliah. Mahasiswa bisa belajar serta praktik secara langsung tentang ilmu fisika dasar dan aplikasi mekanika fluida.
Selain kedua mata kuliah itu, mahasiswa juga belajar mengenai dasar perancangan produk, manajemen proyek, dan proses manufaktur. Sedangkan dari segi soft skills, mahasiswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan teamwork, problem solving, hingga creativity.
“Water rocket atau roket air merupakan hal yang paling basic untuk mempelajari bidang aerodinamika. Dasar-dasar perancangannya dapat diaplikasikan dalam perancangan pesawat terbang, kapal selam, dan produk dirgantara lainnya,” terang Herman, Kamis (30/12/2021).
Satu di antara anggota dari Tim Victory Seeker, Andreo mengaku bahwa proses pembuatan water rocket ini cukup menyenangkan meskipun harus melalui trial dan error. Dirinya menjelaskan jika tiga water rocket yang dibuat mahasiswa Prodi Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya punya keunggulan dan ciri khas masing-masing. Keunggulan utama dari water rocket mereka terletak pada proses pembuatan menggunakan serat fiber. Tujuannya agar water rocket mampu menampung tekanan yang lebih besar dan dapat meluncur di udara lebih lama.
“Masing-masing roket memiliki keunggulannya sendiri. Roket pertama memiliki berat paling ringan dan ukuran dimensi lebih panjang sehingga dapat menampung fluida bertekanan dengan lebih banyak. Kemudian roket kedua memiliki desain yang lebih aerodinamis sehingga pengaruh gesekan terhadap udara jadi lebih rendah. Roket yang terakhir memiliki body lebih tebal dan kuat sehingga dapat menemima tekanan udara yang lebih tinggi dari yang lainnya,” kata Andreo.
Andreo menyebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan water rocket yaitu botol minuman soda 1,5 liter sebanyak 3 buah, vortex connector, lakban hitam, lem epoxy, fiber dan resin. Dalam proses pembuatan water rocket tersebut, Andreo menyampaikan jika tim mempelajari banyak hal dan mencoba mempraktikkan materi-materi yang didapat di kelas. Mulai dari membuat konsep atau rancangan produk menggunakan software CAD hingga pemakaian alat-alat dalam Laboratorium Proses Manufaktur Ubaya untuk membuat water rocket.
Herman Susanto mengungkapkan bahwa Prodi Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya selalu mendukung dan memberi kesempatan mahasiswa untuk berprestasi di dalam maupun di luar kampus. Dirinya berharap ilmu yang didapat mahasiswa ketika mengikuti kompetisi atau belajar di kampus bisa bermanfaat dalam pengembangan karier mereka yang akan datang.
“Selamat atas prestasi yang telah diraih, jadikan kemenangan ini sebagai awal untuk memperoleh prestasi-prestasi yang lebih banyak. Jangan cepat merasa puas terhadap hasil yang dicapai, kemampuan kita harus terus dikembangkan supaya tidak kalah dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih,” tutup Herman.(tok/dfn/ipg)