Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan realisasi penyaluran bantuan sosial (bansos) program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah mencapai 97,98 persen, terhitung hingga Rabu.
Risma mengatakan dari pagu sebesar Rp101.404.926.150.000, telah terealisasi sebesar Rp99.352.885.700.000.
“Kami memantau di lapangan terus, nilai ini akan berubah di akhir tahun,” ujar Risma dalam Taklimat bidang PMK yang diikuti secara daring di Jakarta, seperti dikutip Antara.
Risma menjelaskan mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH) dengan target 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), anggaran sebesar Rp28 triliun telah terealisasi sebesar Rp27 triliun, atau sebesar 98,66 persen.
Kemudian pada Kartu Sembako atau BPNT reguler dengan target Rp18,8 juta KPM, anggaran sebesar Rp48,69 triliun telah terealisasi sebesar Rp48,05 triliun, atau sebesar 98,69 persen.
Selanjutnya, Kartu Sembako atau BPNT usulan dari daerah dengan target 5,9 juta KPM, anggaran sebesar Rp7,08 triliun telah terealisasi sebesar Rp6,7 triliun, atau sebesar 95,14 persen.
Sementara Bantuan Sosial Tunai (BST) dengan target 10 juta KPM, anggaran sebesar Rp17,322 triliun, telah terealisasi sebesar Rp17,321 triliun, atau sebesar 99,99 persen.
Angka tersebut dengan catatan, anggaran bantuan sosial PEN yang telah diblokir sebesar Rp378.857.049.000 dari program PKH.
Risma juga mengungkapkan bantuan sembako untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem, sekarang sedang proses transaksi sebesar 93,62 persen.
Kemudian yang masih dalam proses di Bank Himbara sebanyak 79 KPM. Dalam proses bukaan rekening kolektif sebanyak 393 KPM.
Selain itu ada pula yang mengalami gagal proses di Bank Himbara akibat ketidakcocokan data nama sebanyak 42.980 KPM, dan gagal pembukaan rekening kolektif karena ditolak bank sebanyak 35.452 KPM.
“Ini masih kita harus perbaiki,” ujar Risma. (ant/rst)