Sabtu, 23 November 2024

Kupas Kesetaraan Gender, Untag Hadirkan Pembicara dari Canada

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Saat diskusi membahas gender dan pelecehan sex menghadirkan pembicara dari Canada yang digelar dikampus Untag Surabaya. Foto: Humas Untag Surabaya

Perbedaan mendasar antara gender dan sex dikupas pada diskusi di Gedung Pascasarjana Untag Surabaya, menghadirkan Mariam Zia, Gender Officer Eqwip Hubs Canada dan Prof. Dr. Emy Susanti, MA., Ketua Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia (ASWGI).

Mariam Zia Gender Officer Eqwip Hubs, Canada, sebagai pembicara pertama mengupas dan menyampaikan penjelasannya tentang perbedaan gender dan sex yang seringkali dianggap sama oleh masyarakat.

Gender, kata Mariam, merupakan pembagian peran kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat sesuai dengan norma, adat-istiadat atau kebiasaan masyarakat. Sedengkan sex terkait dengan biologis.

“Kesetaraan gender itu mengenai kemanusiaan, bukan hanya secara khusus mengenai perempuan saja melainkan juga laki-laki. Kesetaraan dalam hal kesempatan, hak dan kewajiban serta tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan dari kedua belah pihak,” terang Mariam Zia.

Mariam menyebutkan bahwa isu kesetaraan gender termasuk dalam salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau yang lebih dikenal dengan sustainable development goals (SDGs) yang dibuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Jadi salah satu dari 17 program SDGs adalah Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Oleh karenanya ada banyak sekali kampanye mengenai isu kesetaraan gender seperti menghilangkan bentuk-bentuk kekerasan. Baik kekerasan psikis, mental, fisik hingga seksual. Kesetaraan juga bukan hanya mengenai gender, melainkan juga kelompok minoritas. Salah satu contohnya yakni kelompok difabel,” papar Mariam.

Sementara itu, melihat dari maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan civitas akademika, Prof. Dr. Emy Susanti, MA., menyarankan agar Perguruan Tinggi mendorong adanya kurikulum gender di level pendidikan, meningkatkan dan mengoptimalisasi partisipasi dalam semua hal mengenai gender hingga memperluas pendidikan gender kepada pemerintah, birokrasi dan masyarakat umum.

“Bisa dilakukan dengan melakukan training mengenai kesetaraan gender. Membagikan knowledge mengenai isu kesetaraan gender juga bisa melalui mata kuliah yang khusus mengenai gender issues, baik dalam bentuk independent subject atau mata kuliah terintegrasi,” pungkas Emy Susanti.

Kegiatan yang digelar Pusat studi gender Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untag Surabaya ini bekerjasama dengan Eqwip Hubs Canada, dengan tema Sosialisasi Implementasi Kesetaraan Gender & Inklusi Sosial di Perguruan Tinggi.(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs