Sabtu, 23 November 2024

BMKG : Awan Cumulonimbus Spasial Terjadi di Hampir Sebagian Besar Wilayah Indonesia dalam Tujuh Hari ke Depan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Edison Kurniawan Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG menjelaskan wilayah di seluruh Indonesia diperkirakan terjadi awan Cumulonimbus sampai tujuh hari ke depan dalam pertemuan virtual, Rabu (22/12/2021). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Edison Kurniawan Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) mengatakan,
terkait dengan adanya peta potensi pertumbuhan bibit siklon di laut Arafuru, hampir sebagian besar wilayah di seluruh Indonesia diperkirakan akan terjadi awan Cumulonimbus sampai tujuh hari ke depan.

Menurut Edison, Awan Cumulonimbus itu dengan presentasi cakupan spasial maksimal 50-75 persen.

“Kami melihat bahwa memang dari hasil running model yang kami lakukan, hampir sebagian besar wilayah di Indonesia saat ini awan Cumulonimbus dengan presentasi cakupan spasial maksimum antara 50 sampai 75% itu untuk 7 hari ke depan hampir sebagian besar terjadi di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Edison dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (22/12/2021).

Kata Edison, yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan awan CB (Cumulonimbus) dengan persentase cakupan spasial di atas 75% atau frekuensinya selama 7 hari ke depan itu diprediksi akan terjadi di wilayah sekitar sebagian Aceh, pesisir barat Aceh dan juga secara umum adalah pesisir barat Sumatera. Kemudian juga samudra Hindia Selatan, Nusa Tenggara Barat Laut Timur bagian timur dan di samudra Pasifik Utara Papua.

“Tentunya kami berharap agar seluruh stasiun meteorologi BMKG yang ada di wilayah-wilayah tersebut untuk terus mewaspadai dan terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait,” jelasnya.

Edison menjelaskan, informasi soal adanya awan Cumulonimbus ini demi menjamin keselamatan keamanan dan kenyamanan terutama di dalam menggunakan struktur transportasi udara.

“BMKG akan terus berupaya untuk melibatkan seluruh stakeholder terutama dalam memberikan pelayanan informasi penerbangan yang akurat,” ungkapnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan adanya suspek area potensi bibit siklon yang termonitor di laut Timor Arafura dalam beberapa hari ke depan. Ini adalah indikasi awal sebelum benar-benar terjadi bibit siklon bahkan sebelum benar-benar terjadi badai tropis.

Demikian disampaikan Dwikorita Karnawati Kepala BMKG dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (22/12/2021).

Kata Dwikorita, BMKG menyampaikan informasi ini agar secara lebih dini potensi dampak yang sudah mulai terasa ini dapat di mitigasi atau di antisipasi untuk mencegah terjadinya korban jiwa.

“Jadi perlu kami sampaikan bahwa BMKG melalui pusat peringatan dini siklon tropis atau Tropical Cyclone Warning Center selama 24 jam dalam periode 7 hari ke depan terus melakukan pemantauan potensi terjadinya bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada kondisi cuaca dan gelombang secara signifikan di wilayah Indonesia,” kata Dwikorita.

Menurut dia, berdasarkan analisis dinamika atmosfer Rabu (22/12/2021) pukul 07.00 WIB, Jakarta Tropical Cyclone Warning Center mengidentifikasi adanya peningkatan potensi pembentukan pola sirkulasi siklonal atau pola pusaran angin yang dapat meningkat menjadi suspek area potensi bibit siklon tropis di sekitar perbatasan wilayah laut Timor dan Arafura atau sekitar perairan Selatan kepulauan Tanimbar dalam periode 2 hari ke depan. Hal ini seiring dengan menguatnya pola sirkulasi dari kecepatan angin sistem tersebut.

Kata Dwikorita, suspek area tersebut mempunyai kecenderungan bergerak ke arah selatan hingga barat daya menuju wilayah perairan Australia.

“Siklon menuju wilayah perairan Utara Australia. Dalam 72 jam ke depan, suspek area diperkirakan akan menguat cukup signifikan. Jadi 72 jam atau 3 hari terutama di hari Sabtu (25/12/2021) dan Minggu (26/12/2021) ditandai dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin di atas 25 knots. Ya 25 knots ini kalikan 1,8 km per jam, jadi kira-kira sekitar 36 atau 35 km per jam. Jadi diperkirakan kekuatan atau kecepatan angin akan melebihi sekitar 35 km per jam di hari Sabtu dan Minggu dengan kemungkinan pusat sistem siklon atau bibit siklon sudah berada di area tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Center Australia,” tegas Dwikorita.

“Diperkirakan, apabila nanti terbentuk badai tropis, itu sudah di bawah area tanggung jawab monitoring pihak Australia namun dampaknya secara tidak langsung akan berpengaruh dan dapat menimbulkan hal yang perlu diantisipasi di wilayah Indonesia,” imbuhnya.

Kemudian berdasarkan pemodelan prediksi BMKG, lanjut Dwikorita, probabilitas potensi menjadi siklon tropis di hari Kamis atau 24 jam ke depan potensinya masih rendah. Namun di hari Jumat atau 48 jam ke depan, potensi meningkat dari rendah hingga sedang. Dan di hari Sabtu 72 jam ke depan potensi meningkat lagi dari sedang hingga tinggi, dan di hari Minggu 96 jam ke depan potensinya diperkirakan menjadi tinggi.(faz/ipg)

Bagikan
Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs