Jumat, 22 November 2024

Kunjungi Pengungsi Semeru, Ketua DPR Dorong Jembatan yang Rusak Segera Diperbaiki

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR RI mengunjungi masyarakat terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Senin (20/12/2021). Foto: Istimewa

Puan Maharani Ketua DPR RI mengunjungi masyarakat terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Selain meminta agar pengungsi mendapat perhatian maksimal, dia juga mendorong agar infrastruktur yang rusak segera diperbaiki agar aktivitas masyarakat bisa cepat kembali normal.

Didampingi sejumlah anggota DPR RI dan Thoriqul Haq Bupati Lumajang serta Forkopimda setempat, Puan mendatangi Kecamatan Pronojiwo, Senin (20/12/2021). Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro menjadi dua daerah paling terdampak APG Semeru.

Akses dari Pronojiwo menuju kota Lumajang terputus akibat Jembatan Gladak Perak yang menjadi penghubung hancur diterpa lahar hujan dan awan panas. Sementara itu aktivitas penanganan dampak APG Gunung Semeru lebih banyak terpusat di Kecamatan Candipuro, yang sebelumnya terhubung lewat Jembatan Gladak Perak.

“Di Pronojiwo ini saya melihat ada beberapa hal yang memerlukan percepatan, salah satunya pembangunan jembatan gantung yang menjadi akses satu-satunya ke wilayah ini,” kata Puan saat meninjau Jembatan Gladak Perak dan rumah warga yang rusak akibat APG Gunung Semeru.

Puan memastikan DPR RI akan mengawal perbaikan infrastruktur yang rusak. Dia berjanji akan mendorong pemerintah agar cepat memperbaiki Jembatan Gladak Perak yang merupakan akses penghubung Lumajang-Malang itu.

“Masa pemulihan juga harus mendapat perhatian besar karena di situlah masyarakat memulai transisi menuju kehidupan yang baru. Jangan sampai ada daerah yang merasa dianaktirikan dalam penanganan bencana,” jelasnya.

“Selain memberi bantuan kebutuhan warga yang terdampak, kita akan pikirkan ke depan untuk korban Semeru dan pembangunan perbaikan infrastruktur untuk dibicarakan di parlemen dan instansi terkait,” sambung Puan.

Usai meninjau jembatan yang rusak, Puan mengunjungi pengungsian warga di SDN 02 Pronojiwo. Di lokasi tersebut, dia mendengarkan derita dan keluhan korban APG Gunung Semeru.

“Saya hari ini datang langsung ke sini membawa bantuan, karena saya mendapat laporan bahwa di Pronojiwo ini masih kurang jumlah bantuannya. Saya ingin Bapak/Ibu dan anak-anak semua mendapat pertolongan maksimal selama di lokasi pengungsian,” paparnya.

Kepada warga yang menjadi korban letusan Gunung Semeru, Puan memberikan bantuan berupa 1.000 paket sembako, 100 selimut, 300 buah mainan anak, 1.000 sarung, dan 100 mukena. Dia juga membagikan 300 paket tas sekolah dan alat tulis untuk anak-anak.

Selain itu, Puan juga mendapat masukan dari warga yang meminta agar tanggul di Desa Supiturang, Pronojiwo, yang rusak akibat APG gunung Semeru kembali dibangun. Sebab tanggul tersebut sangat dirasakan manfaatnya ketika banjir terjadi tahun lalu.

“Kalau ada apa-apa, sampaikan ke Pak Bupati. Saya akan sampaikan ke Pak Jokowi. DPR RI terus mendorong agar Negara benar-benar memerhatikan kebutuhan Bapak/Ibu semua. Termasuk nanti di masa pemulihan. Supaya jangan ada yang terlewatkan dan tidak ada yang tertinggal,” ungkap Puan.

“Saya tahu kondisi ini berat tetapi saya berharap Bapak/Ibu semua tabah. Kita semua berdoa agar Insya Allah masa yang berat ini segera terlewati dengan baik dan Bapak/Ibu semua bisa kembali normal kehidupannya,” kata Puan.

Di Pronojiwo, Puan juga meninjau dapur umum yang dibangun PMI untuk melihat langsung proses pembuatan hingga pendistribusian makanan bagi para pengungsi. Ia menekankan perlunya perhatian khusus terhadap pemenuhan gizi dan nutrisi dalam skema penanganan bencana mengingat gizi dan nutrisi seringkali menjadi sesuatu yang kerap terlewatkan saat bencana, akibat kondisi serba cepat bergerak.

“Kedepannya kita perlu memiliki skema penanganan bencana yang memastikan gizi dan nutrisi sebagai komponen utama dalam pengoperasian dapur umum dan distribusi makanan, terutama untuk anak-anak,” imbau Puan.

Lebih lanjut, Puan menyoroti soal relokasi rumah warga yang hancur disapu guguran awan panas. Menurut Puan, relokasi membutuhkan penanganan khusus dan harus dilakukan secara bijaksana.

“Relokasi seringkali menjadi tantangan di setiap lokasi bencana, demikian pula dengan rehabilitasi rumah-rumah warga,” terangnya.

Puan mengajak warga untuk tinggal di tempat yang baru. Warga yang berdialog dengan Ketua DPR tersebut juga serempak menjawab ingin direlokasi di tempat baru, meski memerlukan waktu dalam prosesnya.

“Pindah ke tempat baru supaya aman ya. Jadi Insya Allah secepatnya setelah ini saya bersama-sama dengan pemerintah tentu saja akan berusaha mempercepat supaya ibu-ibu dan anak-anaknya ini bisa segera pindah,” ucapnya.

Hanya saja Puan berharap agar warga bersabar karena proses relokasi tidak mudah dan pastinya semua pihak menginginkan lokasi terbaik. Namun, ia berharap relokasi tidak terlalu jauh dari rumah warga sebelumnya meski tetap harus dipastikan keamanannya.

“Relokasi yang terlalu jauh, bisa menyulitkan warga mencari nafkah. Dan relokasi harus cepat terselesaikan karena ada kebutuhan masyarakat yang mendesak. Tapi memang nggak mungkin kalau bahasa Jawanya itu sak nyek sak nyek, jadi ibu-ibu semua sama anak-anak di sini agar sabar dan Insya Allah semuanya bisa cepat teratasi,” sebut Puan.

Setidaknya ada 500 warga yang mengungsi di berbagai titik di Pronojiwo. Di SDN 2 Pronojiwo, terdapat 158 pengungsi termasuk di antaranya bayi, balita, lansia berusia 105 tahun, ODGJ, dan warga dari kelompok difabel.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs