Pemkab Lumajang akan menyediakan lahan seluas kurang lebih 79,6 hektare untuk merelokasi hunian warga yang terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru.
Lahan yang digunakan, kata Endah Mardiana, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kabupaten Lumajang, adalah milik Perhutani yang berada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro.
“Lahan itu adalah lahan milik Perhutani yang jumlah tegakannya tidak terlalu banyak, sehingga tidak terlalu banyak membuka lahan,” kata Endah dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Rabu (15/12/2021).
Baca juga: BNPB Menunggu Izin Perhutani Terkait Relokasi Warga Terdampak Bencana Semeru
Penggunaan ini masih dalam usulan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, terkait izin penggunaan lahan relokasi.
Nantinya, setelah turun persetujuan, ada tahapan lain yang harus dilalui sebelum pembangunan dimulai.
“Masih butuh analisa dari Kementerian ESDM, Vulkanologi, Geologi maupun air tanah karena ditengarai bencana Semeru cenderung mengubah peta kondisi rawan bencana (KRB) yang ada,” terangnya.
Apabila radius KRB diperpanjang, tidak menutup kemungkinan semua hunian warga yang terdampak yang berada di wilayah KRB 1 direlokasi.
“Biasanya kan bencana ada kategorinya, berat, sedang, ringan. Sekarang mau berat, sedang atau ringan kalau itu ada di kawasan KRB 1 ya harus direlokasi,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari DKPD Kabupaten Lumajang yang disampaikan Endah, sampai saat ini ada 942 rumah yang rusak yang menjadi prioritas relokasi di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. Namun data ini masih bisa bertambah, karena akses masuk ke lokasi bencana sampai saat ini masih terbatas.
Nantinya, dari lahan yang tersedia direncanakan akan dibangun sebanyak 2.000 rumah dengan luas per lahan petak antara 80-100 m².
“Kami memetakan 2.000-an rumah dalam satu kawasan. Per KK untuk awal lahan petak kurang lebih sekitar 80-100 m² untuk hunian. Ini di luar fasum dan fasos. Perhitungan awal kami 50 persen : 50 persen (hunian dan fasum-fasos). Fasum dan fasos di 20 hektare karena di dalam kawasan itu kita seperti buat desa baru,” ujarnya.(dfn/ipg)
Baca juga: Satu Kardus Bantuan untuk Korban Semeru yang Sudah Kedaluarsa