Sabtu, 23 November 2024

Kepulauan Selayar Melaporkan Kerusakan Bangunan Terbanyak Pascagempa di Laut Flores

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Rumah yang mengalami kerusakan usai terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12/2021). Foto: BNPB

Kabupaten Kepulauan Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan, masih menjadi wilayah yang paling banyak melaporkan kerusakan bangunan rumah akibat terdampak gempa bumi magnitudo 7,4 yang terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, berdasarkan data pada Selasa (14/12/2021) per pukul 22.15 WIB.

Data yang dihimpun suarasurabaya.net dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (15/12/2021), kerusakan rumah yang berhasil dicatat ada sebanyak 346. Dari angka tersebut ada 134 rumah yang mengalami rusak berat dan 212 lainnya rusak ringan.

Selain itu, ada tiga gedung sekolah, dua tempat ibadah, satu rumah jabatan kepala desa dan satu pelabuhan rakyat ikut terdampak.

Baca juga: BNPB: 230 Rumah Rusak Berat Pascagempa di Laut Flores

Sementara itu, BNPB juga belum mendapat laporan mengenai korban jiwa. Akan tetapi, data korban luka ada sebanyak 7 orang, yang mana 6 orang adalah warga Kabupaten Kepulauan Selayar dan 1 orang warga Kabupaten Manggarai di NTT.

Menurut laporan dari BPBD Kabupaten Sikka, terdapat warga Kabupaten Sikka yang mengungsi sebanyak 770 orang dengan rincian, ada 320 orang mengungsi di Kantor DPRD Kabupaten Sikka, kemudian 150 orang di Gedung SIC dan 330 lainnya di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka di NTT.

Dari keseluruhan data akumulasi sementara, gempa bumi M 7.4 telah dirasakan dan berdampak pada sembilan kabupaten di Provinsi NTT, tiga kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan enam kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun rincian wilayah tersebut meliputi Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada di Provinsi NTT.

Baca juga: Telah Terjadi 75 Kali Gempa Susulan di Laut Flores

Kemudian Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Bulukumba dan Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya adalah Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Baubau, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga sejauh ini telah mencatat adanya gempa bumi susulan (aftershock) hingga 120 kali. Dari keseluruhan gempabumi susulan itu, BMKG mencatat sedikitnya ada 5 gempa bumi yang memiliki magnitudo di atas 5, yakni M 5.6 pada pukul 10.41 WIB, M 5.5 pada pukul 10.47 WIB, M 5.0 pada pukul 12.46, M 5.4 pada pukul 15.31 WIB dan M 5.2 pada pukul 15.57 WIB.

Menyikapi adanya potensi gempa bumi susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, BNPB mengimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di wilayah terdampak agar tidak panik namun tetap waspada. Masyarakat juga diminta untuk melihat kondisi rumahnya masing-masing, apabila kemudian terdapat kerudakan seperti dinding retak terbuka, plafon atap bergeser dan tiang rumah rusak, sebaiknya tidak tinggal di rumah sementara dan mengungsi ke rumah kerabat, saudara atau tempat penampungan yang disediakan oleh instansi dan otoritas setempat.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs