Tujuh jenazah korban bencana alam Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, di RSUD dr. Haryoto Lumajang berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri, Rabu (8/12/2021).
Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri menyampaikan sampai hari ini ada 34 jenazah yang telah diterima oleh tim DVI, untuk selanjutnya akan dilakukan proses identifikasi.
“Tujuh jenazah ini rinciannya adalah tiga jenazah perempuan dan empat jenazah laki-laki, kemudian kami sampaikan secara keseluruhan sampai hari ini sudah 17 jenazah, dari 34 dengan rincian 33 jenazah dan satu body part,” tambahnya.
Ia mengatakan proses ini dapat terbantu lebih cepat berkat pihak keluarga yang menyerahkan data-data ataupun ciri-ciri, atau menunjukkan ciri-ciri yang lebih pas untuk korban.
“Seperti tahi lalat, tato, atau ciri-ciri khusus dari bagian-bagian jenazah yang telah disampaikan kepada tim,” paparnya.
Baca juga: 34 Meninggal Dunia, 22 Dinyatakan Hilang Akibat Bencana Semeru
Kombes Pol Gatot Repli Handoko Kabid Humas Polda Jatim menambahkan, dalam rangka upaya operasi kemanusiaan ini, Polda Jatim menambah kekuatan dengan menambah personil, tiga unit anjing pelacak atau K9 untuk membantu proses pencarian korban.
“Polda Jatim menambah personil untuk mem-backup dan bekerja sama dengan teman-teman dari TNI, Basarnas maupun dari BNPB, antara lain adalah selain hari ini kami menambah 3 tim atau 3 unit K9, untuk mendukung operasi pencarian yang ada di daerah Pronojiwo dan Candi Puro,” katanya.
Polda Jatim juga sudah menurunkan 14 alat berat untuk nanti bergabung dengan rekan-rekan dari BNPB untuk mendukung operasi dalam mengevakuasi korban maupun pembersihan lokasi yang terdampak.
“Sudah diturunkan juga tim backup dari Pus Inafis kemudian dari tim trauma healing baik dari Mabes maupun dari Polda Jatim, untuk ditempatkan di beberapa posko pengungsian,” jelasnya.
Tim DVI Mabes Polri juga mendapat bantuan berupa satu buah kontainer pendingin untuk menyimpan jenazah korban Semeru.(man/dfn/rst)
Baca juga: Bencana di Lumajang Bukan Erupsi, tapi Awan Panas Guguran Semeru