Sebanyak lebih dari 200 hektare lahan pertanian yang ada di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, Lumajang gagal panen dampak awan panas dan guguran (APG) Gunung Semeru.
Agus Setiawan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang mengatakan, tidak hanya lahan pertanian, ada lahan tanaman kebun di lereng gunung dan aliran sungai yang terdampak.
“Beberapa komoditas di antaranya padi dan palawija, tanaman kebun, juga ada tanaman sengon. Karena banjir lahar dingin dan abu vulkanik, tanaman itu mati semua,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).
Tidak hanya padi dan palawija, petani di lereng Semeru juga menanam kopi. Tapi belum bisa dipastikan berapa luas yang terdampak karena petani belum bisa naik untuk mengecek kebun kopi mereka.
“Kalau kopi ada di lereng, tetapi karena belum bisa naik ke atas, teman-teman petani di desa Oro-Oro Ombo belum bisa memberikan kabar ke kami,” ujar Agus.
Agus juga mengatakan, cukup banyak hewan ternak milik warga yang mati. Menurutnya, hampir semua rumah di desa terdampak punya hewan ternak seperti sapi, kambing, atau lainnya.
Saat proses evakuasi warga di Desa Sumber Urip, Sumber Mujur, Oro-Oro Ombo, dan Supiturang ternak-ternak itu banyak yang tidak turut terbawa karena APG Semeru terjadi mendadak.
“Sempat ada yang berhasil dievakuasi tetapi lebih banyak yang tidak bisa. Seperti tadi subuh, aliran lahar dingin membesar sehingga evakuasi harus dilakukan cepat. Kemungkinan besar sudah mati karena tertimbun,” katanya.
Agus yang juga menjabat Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lumajang mengatakan, Kadin Lumajang saat ini sedang melakukan riset terkait dampak ekonomi dan dampak sosial.
“Kami sudah melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan Adik Dwi Putranto Ketum Kadin Jatim dan Kadin Indonesia. Semua akan bersinergi mengumpulkan bantuan untuk penanganan dampak ekonomi pascabencana,” ujarnya.
Agus menyebutkan, saat ini dia belum bisa memastikan nominal kerugian dampak APG Semeru yang harus ditanggung warga. Sebabnya, daerah terdampak semakin meluas.
“Seperti sekarang air naik terus, mungkin rumah yang kemarin belum kena dampak sekarang kena. Dua hari lalu lahar masih di aliran sungai saja, tadi subuh sudah menjangkau hampir ke jalan nasional,” ujarnya.
Dia hanya memastikan, dampak terbesar APG Semeru dialami warga di kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Kerugian itu dia perkirakan besar sekali, mulai dari lahan pertanian, peternakan dan harta benda.(den/ipg)