Progres pekerjaan pembangunan Jalur Luar Lingkar Barat (JLLB) tahap II di Jalan Raya Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Jawa Timur, selama 2021, mengalami banyak kendala.
Ganjar Siswo Pramono Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DBMP) Kota Surabaya di Surabaya, Senin (29/11/2021) mengatakan, kendala yang dimaksud di antaranya kendala sosial dari warga, cuaca, utilitas PLN dan PDAM yang membutuhkan waktu 3 bulan, hingga pemotongan anggaran 20 persen untuk penanganan Covid-19.
“Kendala sosial di luar teknis lebih besar, seperti dihalangi warga untuk jalan aksesnya,” katanya.
Menurut dia, upaya mencari jalan itu membutuh waktu dua bulan, yakni dengan cara memutar di sisi utara. “Kami lewat akses Marga Bumi, tapi kami juga nguruk sampai jauh. Jadi targetnya, kami bisa menyebrang rel sisi utara dan itu makan waktu sendiri, kata Ganjar.
Soal target pekerjaan, Ganjar menjelaskan, sesuai target pekerjaan nanti dihitung lagi karena ada kendala. Nanti kontraknya dengan PT Dewanto Media selaku kontraktor dipotong 20 persen untuk keperluan anggaran Covid-19
“Jadi kita total itu sudah tiga bulan kepotong waktunya dari kontrak delapan bulan, efektif kerja cuma lima bulan,” ujarnya seperti yang dilansir Antara.
Meski demikian, lanjut dia, pihaknya menargetkan, pembangunan bisa melewati rel kereta api itu pada tahun ini. “Tahun depan dilanjut lagi, ada lelang lagi,” katanya.
Ia kembali menjelaskan, memang ada pemotongan anggaran dan kontrak, karena dibutuhkan untuk penanganan Covid-19, 20 persen dari nilai kontrak. Menurutnya, itu nanti pasti ada adendum perpanjangan dan adendum perubahan kontrak sekitar satu bulan.
Yulius Fahmi Project Manager PT Dewanto Media sebelumnya mengatakan, untuk progres JLLB tahap II di akhir pekan lalu, pekerjaan mencapai 65 persen dari total pekerjaan dari awal sampai sekarang.
“Cuma mungkin ada item yang nanti berkurang, seratus persennya tidak di seratus. Artinya dari nilai full kontrak ada yang berkurang pekerjaannya, jadi mungkin nanti pengurangannya sekitar 20 persen. Dari anggaran semula, tinggal 80 persen,” kata Yulius.
Terkait kendala yang dihadapi, ia menjelaskan, untuk saat ini kendalanya cuaca dan utilitas saja. Sedangkan untuk kendala dengan warga sudah diselesaikan semua.
“Untuk utilitas ada beberapa tiang listrik yang menganggu kita harus pindah, itukan butuh kordinasi dengan instansi yang terkait, misal pipa PDAM, kabel listrik itu juga jadi kendala dalam pelaksanaan, jadi butuh kordinasi dengan instansi terkait,” ujarnya.(ant/tin)