Sabtu, 23 November 2024

Jokowi di KTT Asia-Europe: Kesenjangan Akses Vaksin Masih Lebar

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan

Joko Widodo Presiden mengajak pemimpin negara-negara Asia dan Eropa bekerja sama mengatasi pandemi Covid-19 yang belum selesai.

Menurut Jokowi, walau sudah lebih dari 7,6 miliar dosis vaksin yang disuntikkan kepada masyarakat dunia, kesenjangan akses vaksin masih lebar.

Pernyataan itu dia sampaikan dalam Konferensi Tinggi Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting ke-13, Jumat (26/11/2021) sore secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

“Sebanyak 64,99 persen populasi negara kaya sudah menerima minimal satu dosis vaksin Covid-19. Sementara, di negara miskin baru sekitar 6,48 persen,” ujarnya.

Jokowi melanjutkan, target vaksinasi organisasi kesehatan dunia (WHO) juga kemungkinan tidak bisa tercapai.

Hampir 80 negara diprediksi tidak bisa mencapai target vaksinasi 40 persen populasi akhir tahun 2021.

Bahkan, lebih dari 100 juta dosis vaksin di negara G7 berpotensi tidak terpakai, hingga akhirnya kedaluwarsa.

Untuk meminimalisir itu, Jokowi mendorong program berbagi dosis vaksin, peningkatan produksi, dan meningkatkan jumlah negara penerima vaksin.

“Dalam pertemuan ini saya mengajak kita semua mengubah situasi ini. Target vaksinasi WHO harus dicapai semua negara. Untuk itu, dose-sharing harus digalakkan, produksi vaksin dinaikkan, dan kapasitas penyerapan negara penerima vaksin ditingkatkan,” ujarnya.

Untuk jangka panjang, Jokowi mengajak para pemimpin negara Asia dan Eropa memperkuat tata kelola dan arsitektur kesehatan global yang jadi salah satu agenda utama Presidensi Indonesia di G-20.

“Dalam kaitan ini, WHO harus diperkuat. Traktat pandemi harus didukung semua negara dan mekanisme pendanaan kesehatan untuk negara berkembang perlu dibangun,” imbuhnya.

Sedangkan terkait percepatan pemulihan ekonomi, Presiden Indonesia menyampaikan dua hal utama yang memerlukan kerja sama erat para pemimpin Asia dan Eropa, yaitu transisi energi dan transisi digital.

“Transisi menuju energi baru terbarukan harus terus didorong dan diletakkan juga dalam konteks pencapaian pembangunan berkelanjutan. Investasi dan alih teknologi menjadi kunci,” sambungnya.

Selain itu, inklusivitas juga penting untuk mempersempit celah kesejahteraan, dan tidak ada yang tertinggal.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu optimistis, inklusivitas bisa dicapai seiring dengan peningkatan akses digital.(rid/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs