Didi Sumedi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi Peningkatan Ekonomi Nasional (PEN) mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III/2021 Indonesia tumbuh sebesar 3,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dan selama 19 bulan terakhir neraca perdagangan mengalami surplus.
Bahkan pada bulan Oktober 2021 surplus perdagangan Indonesia mencetak rekor tertinggi sebesar US$ 5,7 miliar, dan secara kumulatif kinerja ekspor Januari hingga Oktober 2021 mencapai US$ 186,3 miliar atau naik 41,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Jika peningkatan ekspor ini konsisten sampai akhir tahun, maka Indonesia akan mendapatkan ekspor tertinggi dalam sejarah. Karena sebelumnya ekspor tertinggi sebelumnya terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar US$ 203 miliar. Tren positif ini tidak lepas dari peran vital pengusaha secara konsisten bersama pemerintah melakukan perbaikan kinerja ekspor,” ujarnya saat membuka pameran INAPRO EXPO 2021, Kamis (25/11/2021) di Grand City Convex, Surabaya.
Namun, kata Didi, Indonesia harus tetap waspada terhadap tantangan perdagangan global saat ini yang semakin kompleks. Kemungkinan ancaman krisis energi, krisis pangan, persaingan era digital, kenaikan harga komoditas, perubahan global suplai change, isu lingkungan serta perubahan iklim.
“Dalam mendorong kinerja perdagangan kementerian perdagangan mempunyai beberapa strategi antara lain memelihara pangsa pasar ekspor tradisional dan menjaga nilai ekspor produk utama dan sekaligus memanfaatkan peluang ekspor di pasar non tradisional sebagai ekspor pasar alternatif, antara lain Afrika timur tengah eurasia Amerika latin melalui kegiatan partisipasi aktif pameran dagang dan misi dagang. Dan mendorong pelaku usaha untuk melakukan ekspor ke negara yang telah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur yang hadir di acara tersebut mengungkapkan, ekonomi Jatim adalah yang terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Pada triwulan III/2021 kontribusi ekonomi Jatim terhadap nasional mencapai 14,54 persen. Sedangkan kontribusi Jatim terhadap ekonomi Jawa mencapai 25,33 persen. Tetapi posisi ekspor luar negeri mengalami defisit, untuk itu perlu upaya meningkatkannya.(dfn/rst)