Senin, 25 November 2024

Riset Terapan PTV Diharap Mampu Bermanfaat untuk Masyarakat Luas

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Kemendikbudristek menggelar focus group discussion (FGD). Bertema “Membangun Ekosistem Riset Terapan Inovatif yang Sinergis dan Aplikatif sebagai Kontribusi Nyata terhadap Kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Masyarakat, " Senin (22/11/2021). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong agar riset terapan di Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dapat menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta masyarakat.

Sebagai salah satu upaya membangun ekosistem riset terapan inovatif yang sinergis dan aplikatif guna berkontribusi terhadap kebutuhan DUDI dan masyarakat, Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kemendikbudristek menggelar diskusi kelompok terpumpun (DKT) atau focus group discussion (FGD).

DKT tersebut bertema “Membangun Ekosistem Riset Terapan Inovatif yang Sinergis dan Aplikatif sebagai Kontribusi Nyata terhadap Kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Masyarakat, ” bertempat di Hotel Double Tree, Surabaya, Senin (22/11/2021)

“Target utama penelitian terapan pendidikan tinggi vokasi adalah menghasilkan penelitian terapan yang dapat menghasilkan produk-produk nyata yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat, yang dapat bermanfaat dan digunakan secara luas oleh masyarakat,” kata Beny Bandanadjaya Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, saat membuka DKT tersebut.

Adapun tantangan riset terapan kata Beny adalah bagaimana membuat koneksi antara peneliti dengan dunia industri atau pengguna hasil penelitian.

“Agar hasil penelitian dapat dilanjutkan menjadi produk nyata yang digunakan oleh masyarakat dan diproduksi massal oleh industri,” tuturnya.

Sebagai solusinya, diungkapkan Beny adalah dengan membuat kebijakan penelitian yang mendorong dosen peneliti untuk bekerja sama dengan dunia industri, serta memberikan dana pendampingan (matching fund) bagi peneliti yang bekerja sama dengan industri.

“Alhasil, satu rupiah dari industri, maka akan diberikan satu rupiah, bahkan sampai tiga rupiah dari kementerian bila penelitian yang diusulkan tersebut berkualitas baik dan memiliki potensi tinggi,” ungkapnya.

Beny berharap DKT kali ini dapat memberikan gambaran yang jelas bagi para peserta, baik pimpinan perguruan tinggi vokasi, kepala pusat penelitian, dosen maupun kalangan industri.

“Sehingga, kebijakan penelitian yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk perguruan tinggi vokasi mendapatkan dukungan penuh dari seluruh stakeholder,” ujarnya.

Pelaksanaan penelitian merupakan kewajiban bagi dosen, karena mereka memiliki tugas utama Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

“Dosen vokasi sebaiknya melaksanakan tugas utamanya itu dengan menerapkan penelitian yang berorientasi luaran produk terapan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” harap Beny.(man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs